Begini Respon Bawas RPH Surabaya Terkait Jagal Tolak Relokasi RPH Pegirian

oleh -105 Dilihat
Foto teks: (Kanan) Totok Bawas PT RPH Kota Surabaya (Perseroda)

Surabaya – Menanggapi Mitra Jagal menolak rencana relokasi Rumah  Potong Hewan (RPH) Pegirian dalam rapat digelar oleh Komisi B DPRD Kota Surabaya, Rabu (24/9/2025) siang

Totok Bagian Pengawasan (Bawas) PT RPH Kota Surabaya (Perseroda) menyampaikan bahwa seiring perjalanan  waktu yang namanya kota itu pasti akan tumbuh dan berkembang.

“Dan tidak bisa yang namanya kota stagnan berdiri seperti yang dulu jagi pemahamannya harus utuh,” ujar Totok.

Apapun konsep pengembangan suatu wilayah baik itu di utara, selatan, timur dan barat, menurut ia itu konsekuensi logis.

“Karena kita ini kota tumbuh dan berkembang,” kata Totok.

Menurut ia apapun niatan pemikiran pemerintah kota pasti ada konsep dan ada win-win solution yang sudah tercover cukup baik.

“Tetapi kalau sebelumnya sudah ada pemikiran yang keliru, ini nanti jadi keliru semuanya kan begitu,” terang Totok

Bagi Bawas RPH Kota Surabaya hal yang terpenting ada niatan secara jelas dan pasti konsepnya secara masterplan seperti apa.

“Lalu nanti kelebihan di wilayah utara pengembangannya seperti apa?,” tanya Totok.

Sehingga hal itu, menurut ia membawa dampak positif secara perekonomian maupun perkembangan sebuah wilayah di kota Surabaya.

“karena kalau kita ini jujur melihat di beberapa wilayah kota Surabaya ini seperti Barat berkembang begitu pesat, Timur berkembang begitu pesat, Selatan berkembang begitu pesat,” ungkap Totok

Wilayah Surabaya Utara, ia melihat perkembangannya masih kurang dan pihaknya berpikiran positif hak dan martabatnya harus diangkat agar ada kesamaan sudut pandang.

Sehingga wilayah (Surabaya Utara) ini utuh dan perekonomiannya bisa berkembang dengan baik, secara konseptual usahanya bisa diterima oleh semua pihak,” kata Totok.

Jika ini tidak ada penjelasan dari pemerintah kota atau dinas terkait, ia meminta supaya ada pemikiran yang betul-betul tidak ada satupun orang  yang dirugikan.

“Kedepannya narik benang lurusnya ini harus bimbing, karena kita ini mitra, sedangkan keberadaan kita di dalamnya adalah sebagai pelaksana,” kata Totok.

Untuk itu, ia mengajak semua mitra  jagal untuk berpikiran positif lebih dahulu dan jangan mengurai hal hal berpikiran sepihak.

“Ayo berpikir positif dulu dan tidak mengurai hal – hal yang selama ini  hanya menurut pikiran sepihak,” tutur Totok.

Aspirasi para mitra jagal ini, menurut ia akan menjadi catatan pemerintah kota untuk mencari solusi.

“Solusinya ya opo sih, sing bener iki piye,” tanya Totok.

Jika itu tidak menjadi catatan dan tidak disampaikan ke pemerintah kota, menurut ia akan berdampak pada kerugian.

“Jadi pemerintah kota mencari solusi agar tidak berdampak pada kerugian,” tutur Totok.

Ia mengungkapkan, keluhan dari mitra jagal ada dua yakni terkait jarak  relokasi sehingga membutuhkan tambahan biaya kos dan kerawanan kriminalitas.

“Jadi pertama jarak otomatis butuh  tambahan biaya kos, yang kedua rawan begal seperti itu kan keluhannya,” kata Totok.

Untuk itu, ia meminta keluhan dari  mitra jagal ini harus ditampung dan dipikirkan bersama karena, menurutnya masih kekhawatiran.

“Ini kan masih kekhawatiran dan ini harus disampaikan ke pemerintah kota untuk win win solution,” pungkas Totok. (irw)