Surabaya – Dewan Masjid Indonesia Provinsi Jawa Timur menggelar musyawarah wilayah Ke VII mulai 25 – 26 juni 2019 dihadiri seluruh pimpinan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Se Jawa Timur.
Musyawarah wilayah ini mengusung tema “Penguatan Kinerja Dewan Masjid Indonesia Dalam Melaksanakan Peran Dan Fungsi Masjid Menuju Pemberdayaan Umat” di Hotel Utami Juanda Sidoarjo.
“Alhamdulillah, musyawarah wilayah Dewan Masjid Indonesia Jawa Timur menggelar Muswil Ke VII,” ujar M Rozqi”i Ketua Dewan Masjid Indonesia Provinsi Jawa Timur, Selasa, (25/06/2019)
Muswil ini, Ia mengatakan, dalam rangka untuk organisasi, karena organisasi ini berputar lima tahunan diikuti oleh peserta muswil terdiri dari pimpinan DMI kabupaten/kota Se Jawa Timur untuk memilih pimpinan baru.
“Prioritas yang kita tekankan adalah seperti logo Dewan Masjid Indonesia (DMI) sendiri, bahwasannya memakmurkan masjid dan dimakmurkan masjid,” katanya.
Tentang progam Dewan Masjid Indonesia (DMI), Ia menjelaskan, ada beberapa progam pokok yang akan dilaksanakan untuk lima tahun yang sudah berjalan ini.
“Mungkin masih banyak kekurangan yang nantinya akan kita sempurnakan lagi untuk lima tahun yang akan datang,” paparnya. ditemui disela sela Muswil.
Ia menerangkan, tentang progam DMI antara lain yakni tentang akustik DMI punya mobil keliling setiap hari untuk memperbaiki sound sistem di masjid-masjid, ini merupakan gagasan dari pimpinan pusat dalam pengadaan mobil akustik.
“Jawa Timur sendiri mendapat mobil kurang lebih 19 yang akan dibagikan ke kabupaten/kota dan kita gerakan agar setiap hari harus jalan untuk memperbaiki sound sistem masjid,” terangnya.
Progam Kedua, Ia menambahkan, bersih-bersih masjid, artinya bukan hanya seperti yang dikatakan kalau orang-orang mengaji di pondok pesantren, bersih kalau airnya duakola diartikan sudah bersih atau suci, Tetapi bahwa yang namanya thoharoh juga Nathofah.
“Thoharoh artinya itu bersih, dan Nathofah bersih juga namun dalam arti secara lahiriyah, bersih tempat wudhu dan toiletnya semuanya harus bersih ini yang disebut bersih-bersih masjid,” katanya.
Progam lainnya, Ia mengatakan, seperti manajemen masjid, bagaimana manajemen masjid dikelola dengan baik, dan bagaimana kita pengelolaan masjid secara admistrasi juga bisa baik.
“Apalagi dapat sumbangan dari masyarakat harus dikelola dengan baik dan bisa dipertanggung jawabkan baik juga serta bisa diharapkan bisa berkembang, masjid itu bukan hanya tempat ibadah saja, tapi bisa bergerak di bidang lainnya,” tuturnya.
Hal itu, Ia menyebutkan, di dalam agama disebutkan Dakwah ilal kalau bisa setiap masjid ada pendidikannya apakah pendidikan baca Al-qur’an, atau pendidikan paud yang sedang dikembangkan.
“Tapi Alhamdulillah kalau masjid ini sudah punya pendidikan paud sampai dengan tingkat dasar dan menengah, bahkan kalau bisa sampai tingkat pendidikan tinggi,” katanya.
Untuk itu, Ia menegaskan, bisa sinergi dengan progam pemerintah provinsi jawa timur yang namanya Nawa Bakti Satya, yakni bakti cerdas dan sehat, bakti sejahtera dan bakti berkah.
“Apalagi Gubenur Jawa Timur saat ini sedang berusaha mewujudkan progam jatim berkah untuk memberikan uang kehormatan kepada 10.000 imam masjid Se-jawa timur,” tegasnya.
Meskipun nilainya kecil hanya 2 juta rupiah, Ia berharap, mereka (Imam Masjid) bisa mengelola dengan baik atau menjadi imam-imam masjid yang baik dalam pengelola masjid didorong dengan adanya uang kehormatan untuk menjadi lebih semangat dan baik lagi kedepan.
“Mungkin masih banyak lagi progam-progam lainya yang belum terselesaikan seperti, sertifikasi tanah wakaf masjid belum terselesaikan, tentunya kita akan bekerja sama dengan BPN, dan Kementerian Agama agar bisa terselesaikan secara baik,” pungkasnya. (irw)