Fraksi PKB Menyayangkan Minimnya Sarana dan Prasana Pencegahan Virus Corona

oleh

Surabaya – Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menerus melakukan pencegahan antisipasi virus corana (Covid-19).

Dengan berbagai cara dilakukan antara lain penyemprotan dan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tim medis ataupun petugas bahkan membagikan minuman herbal.

Hal itu perlu acungi jempol, namun ada beberapa kendala dilapangan yang ditemukan oleh Komisi A DPRD Kota Surabaya.

“Selama ini perangkat lurah dan camat memberikan laporan baik baik saja, asal ibu seneng,” ujar Camelia Habiba Bendara Fraksi PKB. Rabu (25/03/2020)

Menurut Wakil Ketua Komisi A ini, namun fakta yang ditemukan dilapangan ada penyemprotan diwilayah RW 8 Wonokusumo Surabaya.

“Ketika saya temui pak RW nya tenyata memang harus ada permintaan dahulu ke kelurahan untuk penjadwalan penyemprotan ,”kata Habiba.

Tapi jadwal itu, ia mengatakan, tidak ter schendule dengan tepat kapan ada penyemprotan misalkan di RW A atau B, tapi (penyemprotan) itu tergantung dari permintaan RT ataupun RW.

“Setelah saya kroscek ke petugas yang diturunkan ke lapangan katanya ada kendala dengan alatnya,” ungkap Habiba.

Jumlah RT dan RW di Kelurahan Wonokusomo paling terbanyak se Kelurahan Surabaya, namun hanya diberikan 3 alat pemyemprotan di satu kelurahan dengan jumlah RW 16.

“Tentunya ini tidak cukup memadai untuk pelayanan seperti (penyemprotan) ini terkait pencegahan covid-19 ini,” jelas Habiba.

Untuk itu, pihaknya menegaskan, ini menjadi perhatian khusus kepada OPD seperti Dinas Kesehatan termasuk bagian pemerintah kota untuk benar benar memantau pencegahan ini.

“Jangan sampai ibu Risma yang sudah melakukan upaya dalam pencegahan ini tidak diteruskan oleh perangkat lurah maupun camat alias tidak dilaksanakan,” tegas Habiba.

Pihaknya juga menyayangkan, ada petugas penyemprotan yang diturunkan hanya outsourcing (OS) tanpa pendampingan dari pegawai ASN.

“Sedangkan mereka (ASN) hanya meminta laporan dan foto kegiatan dilapangan sambil menunggu dirumah,” kata Habiba.

Penyayangan bukan hanya itu saja pihaknya juga mengaku jengkel soal Alat Pelindung Diri (APD) yang tidak lengkap dipakai oleh petugas penyemprotan.

“Ini sangat mengkuatirkan bagi petugas penyemprotan bisa rawan terkena infeksi,” kata Habiba.

Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada seluruh lurah dan camat bisa mematuhi petunjuk ibu Risma Walikota Surabaya dalam upaya penanganan dan pencegahan wabah virus corona (Covid-19).

“Lurah dan camat harus melaksanakan petunjuk dari ibu Risma Walikota Surabaya,” tutur Habiba. (irw)