
Surabaya – Setelah melaksanakan kegiatan reses sidang ke – 2 masa persidangan ke – 1 Tahun Anggaran 2025 di sejumlah titik daerah pemilihan (Dapil) 2.
Anggota DPRD Kota Surabaya Baktiono dan Karang Taruna RW 5 Kapas Lor Wetan Kelurahan Kapas Madya Baru Kecamatan Tambaksari menggelar Ludruk Merdeka dan bazar UMKM di jalan Kapas Lor Wetan Gang III.
Pagelaran seni budaya tradisional tersebut diperankan oleh Ludrukan Nom-Noman Tjap Arek Soeroboiyo (Luntas) dengan lakon “Dendam Gonderowo Kali Pogot” dihadiri ratusan warga dalam rangka memperingati HUT Ke 80 Kemerdekaan RI.
Bunadi Ketua RW 5 kelurahan Kapas Madya Baru mengatakan pagelaran ludruk Luntas ini diadakan oleh karang taruna RW 8 Kapas Lor Wetan bekerja sama dengan Baktiono Anggota DPRD Kota Surabaya.
“Jadi ludruk Luntas ini adalah hiburan yang terakhir bagian dari rangkaian kegiatan peringati HUT Ke 80 Kemerdekaan Indonesia,” kata Bunadi Minggu (14/9/2025) malam saat ditemui wartawan
Pada kegiatan sebelumnya, kata ia juga pernah diadakan seni budaya tradisional seperti ludruk, wayang kulit dan campur sari.
“Saya berusaha menghadirkan hiburan seni budaya ini di kampung kita,” terang Bunadi

Menurut ia agar generasi – generasi muda bisa ikut melestarikan seni budaya daerah asli Surabaya Jawa Timur.
“Semoga anak anak muda kita bisa ikut melestarikan seni budaya daerah ini,” tambah Bunadi.
Sementara itu Anggota DPRD Kota Surabaya Baktiono mengatakan pagelaran seni budaya ini rutin diadakan setiap peringatan hari besar nasional.
“Pada 17 Agustusan tahun kemarin itu wayang kulit tapi dimodifikasi dan untuk tahun ini ludruk,” kata Baktiono
Untuk itu, ia mengaku bangga karena menurutnya ludruk itu adalah seni budaya asli daerah yang harus rutin diselenggarakan.
“Termasuk ludruk ini seni budaya daerah yang harus dilestarikan juga,” tutur Baktiono.
Ludruk, menurut anggota komisi B DPRD Kota Surabaya ini kala dahulu tampil di gedung gedung sebelum ada kesenian kesenian yang baru.

“Ditempat kami ada ludruk bahkan ketoprak bergiliran main di gedung sumber karya widati dalam 1 bulan,” ungkap Baktiono.
Selain itu, lanjut ia seni budaya janger dari Banyuwangi dan wayang orang juga sering tampil dalam satu bulan secara bergiliran.
“Tapi sekarang ini tidak ada gedung – gedung spesifik yang menampilkan seperti pagelaran seni budaya ludruk dan lainnya,” beber Baktiono
Ia mencontohkan, dahulu ada beberapa gedung – gedung menampilkan ludruk Srimulat, ketroprak dan wayang kulit di Taman Hiburan Rakyat (THR) Surabaya.
“Kalau di Wonokromo itu gedung ludruk yang terakhir, tetapi akhirnya tergeser dengan adanya kesenian kesenian modern,” kata Baktiono.
Kendati demikian, Legislator PDIP ini mengaku bangga adanya anak – anak muda bisa ikut melestarikan seni budaya daerah.
“Kami bangga dengan anak anak muda ini ikut melestarikan seni budaya daerah,,” pungkas Baktiono. (irw)




