beritasurabayaonline.net
Ekbis

Mulai Beras Organik Hingga Kopi, Bondowoso Sebagai Percontohan kopi di Dunia

Bondowoso – Meskipun disebut sebagai kabupaten terjepit dkarenakan dikelilingi beberapa pengunungan tidak punya wilayah laut, bahkan tidak dilalui jalur lalu lintas nasional bisa dikatakan perkembangannya relatif tertinggal dibandingkan dengan kabupaten lain faktor penyebab utama adalah Konektifiti.

Meskipun perkembangan wilayah mengalami beberapa faktor penyebab tersebut, Bupati Bondowoso bersama penjabat teras di lingkungan kabupaten bondowoso berupaya untuk memacu diri dan mengasah kreatifitas dalam mengembangkan potensi sumber daya pertanian

“Sejak tahun 2011 saya mengembangkan satu progam baru yaitu pengembangan klaster kopi,” Ujar Amin Said Husni Bupati Bondowoso, Kamis (23/08/2018)

Sebelum kopi, Ia mengatakan, sudah ada waktu dulu diinisiasi dan dikembangkan yaitu sebuah gerakan yang disebut Botanik (bondowoso pertanian organik) merupakan hasil keroyokan dari berbagai pihak dibantu Bank Indonesia, Bulog dan pemerintah bondowoso serta petani.

“Inisiasi ini sejak 2009 namun pada awalnya sempat terseok-seok, dan Alhamdulillah perkembangannya cukup menggembirakan,” Katanya. disela-sela acara diskusi sharing bersama awak media.

Pihaknya menjelaskan, Sempat terlalu terobsesi untuk mengembangkan pertanian organik di semua wilayah kabupaten bondowoso, setelah Ia evaluasi tetapi tidak semuanya, namun harus ada klaster, fokus dan harus berkolaborasi dengan semua pihak,

“Dengan dukungan konsultan, akhirnya kami fokus hanya di desa lombok kulon dan bisa mengembangankan sebanyak 160-an hektar sebagai lahan pertanian beras organik,” Paparnya, Jumat, (24/08/2018)

Hasil pengembangan tersebut, Ia mengungkapkan, sudah mengantongi sertifikat, tidak hanya berskala nasional, bahkan memperoleh sertifikat skala internasional sehingga dapat di pasarkan dan ini ternyata bisa meningkatkan sejahteraan petani beras organik di desa lombok.

“Kalau BI berbicara sektor Riil, inilah sektor Riil karena langsung mengangkat harkat petani, yang mana sebelumnya petani enggan dengan pertanian organik dan hasilnya semua ingin daftar progam ini,” Paparnya.

Selain itu, Ia menambahkan, Sekarang sedang melakukan mereplikasi dan ekspansi di beberapa daerah lain termasuk Desa Sulek kecamatan Telogo sari dan di kecamatan Wringi, mudah-mudahan kedepan ini menjadi salah satu legesi merupakan salah satu warisannya untuk kabupaten bondowoso dimasa akan datang.

“Mengapa disebut Legesi ?, karena saya akan segera mengakhiri jabatan saya sebagai Bupati Bondowoso, kurang dari sebulan lagi hanya sampai bulan september,” tandasnya.

Jelang akhir jabatan, Lanjut Amin, Apa yang Ia sudah lakukan sejak 2008 sampai 2018 ini Insya Allah akan menjadi warisan yang abadi bagi masyarakat kabupaten bondowoso dan Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut mendukung progam botanik ini.

“Ini yang mengantarkan kabupaten bondowoso memperoleh penghargaan, sehingga saya mendapatkan penghargaan Satya Lencana Wira Karya dari Presiden RI pada 2010 atau 2011,” Ungkapnya.

Atas penghargaan tersebut, Kata Amin, Kabupaten bondowoso dua mendapat memperoleh penghargaan Golden Economics Word Joks Institut artinya dianggap sebagai terobosan pemerintah daerah dalam mengimplemitasikan otonomi daerahnya dalam menggali dan mengembangkan Potensi ekonomi lokal.

“Ternyata ini memang menjadi sebuah potensi unggulan kabupaten bondowoso, Insya Allah kedepan patut dikembangkan lagi,” Pungkasnya.

 

Pengembangan Pertanian kopi.

Sejak tahun 2011, Bupati Bondowoso Amin mengatakan, sebenarnya yang memperoleh Bank Indonesia (BI) juga, karena ini merupakan hasil keroyokan klaster kopi, sehingga Ia memfokuskan di satu kecamatan Sumber Wringi, sebuah kecamatan yang berada di dataran tinggi diatas 1000 meter permukaan laut.

“Sehingga kawasan ini memang kawasan yang punya prospek untuk dikembangkan sebagai daerah penghasil kopi specialiti khusus arabika,” Ujarnya.

Ia mengatakan, bagi penggemar kopi (Coffe lovers) di dunia yang menyebutkan ada beberapa jenis kopi dan beberapa kawasan yang dianggap sebagai kawasan daerah penghasil kopi specialiti terbaik di dunia dan sejak itu pihaknya mengembangkan kawasan daerah tersebut.

“Kalau melihat sejarah, sebetulnya 2011 bukanlah awal, karena kopi bondowoso memiliki sejarah panjang sejak zaman belanda pada 1819 sudah perkebunan kopi di kawasan besuki raya termasuk bondowoso,” katanya.

Ia menjelaskan, banyak sejarawan yang percaya bahwa, perkebunan kopi yang kemudian berkembang menjadi wilayah pemukiman penduduk di kabupaten bondowoso dan menjadi kabupaten yang berkembang, dan orang luar negeri lebih mengenal bondowoso karena kopinya sekarang dikenal disebut java coffe.

“Kalau bicara tentang kopi bondowoso sejarahnya memang sangat panjang sekali, namun perkembangannya sempat mengalami affendor,” Jelasnya.

Pihaknya memaparkan, Pada tahun 2011 merupakan titik tolak kembangkitan kopi bondowoso disaat memulai sebuah era baru perkopian di bondowoso dengan ditanda tanganinya nota kesepahaman tujuh pihak pada waktu itu.

“Yakni Pemerintah kabupaten bondowoso, Bank Indonesia (BI), Puslit Kopi dan Kakao, Bank Jatim, Perhutani, Eksportir dan asosiasi petani kopi di bondosowo,” Terangnya.

Atas kerjasama tersebut, Pihaknya mengungkapkan, melakukan pengembangan di kawasan kecamatan sumber wringi dengan beberapa desa yang terpilih untuk mengembangkan kopi bondowoso sebagai kopi specialti dan ini merupakan peran dari masing-masing pihak.

“Termasuk Bank Indonesia yang memotovasi kami dan masyarakat untuk mengembangkan kopi, tetapi bukan sekedar kopi asalan, semula petani ini menghasilkan kopi asalan untuk menyambung hidup,” Ungkapnya.

Lanjut Bupati Amin, sejak ada penandatangan nota kesepahaman dengan tujuh pihak tersebut, perkembang klaster kopi cukup berkembang dan sangat berbeda sekali, apalagi didukung oleh Lembaga Pusat dan penelitian (Puslit) Kopi dan Kakao melakukan pendampingan para petani cara menghasilkan kopi yang baik.

“Mulai dari memilih bibitnya, menanam, mengembangkan, memetik, menjemur dan sampai prosesing disitu  kami menggunakan SOP yang ditentukan oleh Puslit Kopi dan Kakao yang ikut berperan pula,” jelasnya.

Selain itu, Ia menngungkapkan, tidak kalah pentingnya pula adalah pihak Perhutani merupakan mitra Pemerintah Kabupaten Bondowoso dalam keikutsertaan yang sudah merelakan lahannya untuk ditanami kopi yang bekerja sama dengan petani yang berdampingan dengan hutan yang sudah dibina oleh perhutani.

“Berkat kerjasama Perhutani dengan petani kopi ini, kopi bondowoso menjadi salah satu percontohan kopi di dunia dalam pengembangan kopi berada berdampingan dengan hutan,” Ucapnya.

Hutan perhutani, Dirinya menjelaskan, dari waktu ke waktu mulai berkembang semula hanya ratusan hektar dan sekarang menjadi ribuan hektar terbaru mencapai 14 ribu hektar lahan milik perhutani yang dikerjasamakan dengan petani sehingga hasil produksinya mencapai sekitar 3 ribu ton / tahun.

“Karena per tahun pada musim panen hanya sekali dan ditahun 2018 ini, menurut informasi produksinya cukup bagus mencapai 3 ribu ton dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya,” Jelasnya.

Dari 3 ribu ton ini, Ia memaparka, Sepertiga (1/3) di ekspor ke manca negara sedangkan sisanya dipasarkan di dalam negeri (domestik) baik di kawasan bondowoso sekitarnya, maupun di beberapa wilayah di indonesia dan kopi ini sekarang sudah semula hanya di hulu sekarang sampai ke hilir.

“Terbukti banyaknya cafe-cafe dikelola anak muda cukup berkembang mulai angkringan sampai resto, bahkan ada juga kampung wisata kopi atas inisiatif masyarakat di bondowoso untuk meningkatkan ekonomi mereka,” paparnya.

Bukan hanya itu, Bahkan setiap tahun mengadakan event untuk mempromosikan ini seperti event jazz republik kopi, dan ada juga jazz keijen sekaligus untuk mengangkat marwah kopi bondowoso dihalayak perkopian nusantara maupun perkopian dunia, bahkan ada event kontesasi bagi para pelaku perkopian.

“Insya Allah dimula pada sabtu besok (25/08/2018) yaitu festival kopi nusantara ke 3 merupakan ajang tempat para pelaku perkopian berkumpul di bondowoso dari berbagai wilayah yang ada di indonesia,” Paparnya.

Melihat perkembangan kopi di bondowoso semakin berkembang dan meningkat, maka di tahun 2016 dideklarasikan bondowoso sebagai republik kopi dan bondowoso sekarang semakin dikenal dan ini untuk memacu kreatifitas anak muda mengenkret berbagai produk produk sampingan.

“Bahkan limbah kopi pun dikembangkan oleh anak-anak muda bondowoso untuk menjadi produk-produk turunan, padahal di bondowoso tidak kampung teh namun melahirkan Bonti (Bondowoso Ti) yaiti untuk memanfaatkan kulit kopi,”

Keberhasilan ini bukan hanya mengangkat tidak saja nama maupun bendera bondowoso tetapi yang paling membanggakan bagi dirinya adalah telah mengangkat harkat perekonomian dan kesejahteraan petani di bondowoso, dan perlu digaris bawahi pelaku perkopian di bondowoso ini sepenuhnya adalah petani.

“Tidak ada investor besar yang tidak perbolehkan masuk ke sini karena petani betul-betul kita berikan keluawasaan untuk mengembangkan pertanian kopi sehingga petani kopi bisa berdaulat agar bisa memiliki posisi tawar dihadapan para pedagang,” Ungkapnya.

Pihaknya juga mewadahi dan melindungi perkembangan klaster kopi yang tertuang dalam Perda berisi tentang tata niaga kopi, bagaimana kopi itu dikelola, dan bagaimana kopi diperdagangkan artinya bawyer tidak boleh langsung masuk ke kebun maupun memiliki, sebaliknya petani tidak boleh menjual langsung kepada bawyer

“Perbup ini akan ditingkakan menjadi Perda dan disahkan dalam rapat paripurna DPRD tentang perlindungan dan pengembangan klaster kopi di bondowoso dan dan ini satu- satunya perda tentang kopi yang ada di indonesia,” katanya.

Dengan adanya sebuah badan usaha milik daerah (BUMD) yang sebelumnya sudah disahkan untuk menjadi pintu gerbang artinya menjadi pelantara petani dengan bawyer dan sebaliknya, sehingga menjadi lengkap ada petani, ada kelembaggan BUMD ada regulasi peraturan daerah dan industri hulu sampai hilir

“Sehingga untuk meningkatlkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat bondowoso ini menjadi legesi diera kepimpinan saya, semoga kedepan akan menjadi baik, dan apa yang sering katakan, Bupati Boleh Berganti, tetapi Bondowoso Republik Kopi Akan Tetap Abadi,” Pungkasnya.  (irw)

Baca juga