Pemkot dan RPH Surabaya Ajak Jagal Cari Solusi Terkait Relokasi RPH Pegirian

oleh -127 Dilihat
Foto teks: Fajar A Isnugroho Dirut PT RPH Kota Surabaya (Perseroda).

Surabaya – Menanggapi mitra jagal menolak rencana relokasi RPH Penggirian di Tambak Osowilangun dalam rapat yang digelar oleh Komisi B DPRD Kota Surabaya. Rabu (24/9/2025)

Fajar A Isnugroho Dirut PT RPH Kota Surabaya (Perseroda) mengatakan keberatan mitra jagal ini adalah lokasi relokasi ke osowilangun kejauhan.

“Itu sudah kami sampaikan ke pemerintah kota,” kata Fajar A  Isnugroho usai rapat.

Menurut ia, itu karena merupakan bagian penting untuk kelancaran di Tambak Osowilangun, akan tetapi pemerintah kota beranggapan.

“Bahwa lokasi (Tambak Osowilangun)  ini adalah pengembangan baru untuk lebih representatif di lokasi yang baru,” terang Fajar.

Oleh karena itu pihaknya berencana akan menggelar rapat koordinasi kembali sesuai arahan Komisi B DPRD Kota Surabaya.

“Kita akan mengindetifikasi kira kira maunya jagal ini seperti apa,” kata Fajar.

Ia mencontohkan Jika lokasi relokasi dirasa kejauhan solusinya  bagaimana dan seperti apa.

“Apakah jadwal pemotongan dimajukan ,” tanya Fajar.

Menurut ia karena memang fakta relokasi di  Tambak Osowilangun itu memang arus lalu lintas kendaraan ramai dan padat.

“Jadi saya harus realistis,” ungkap Fajar.

Menurut ia karena kalau mitra jagal tidak menyembelih, maka RPH juga  tidak mendapat pendapatan sehingga rapat ini dinilai penting.

“Sebagai titik awal komunikasi kami dengan mitra jagal untuk mencari solusi kedepannya,” tutur Fajar

Menurut ia karena bagaimana pun faktanya RPH Tambak Osowilangun sudah dibangun sehingga harus bagaimana.

“Karena kami ini operaiter,” kata Fajar.

Ia menjelaskan pada prinsipnya sekarang ini bahwa tahapan pembangunan RPH  di Tambak  Osowilangun itu belum selesai.

“Ada beberapa perbaikan yang kami lakukan termasuk kandang yang sedang dikerjakan,” bebernya

“Prinsipnya kalau belum siap kami ya belum pindah,” imbuh Fajar.

jika dilakukan pemindahan menurut ia, percuma jika mitra jagal tidak bisa memanfaatkan RPH Tambak Osowilangun dengan baik.

“Intinya seperti itu,” kata Fajar.

Ditanya terkait sosialisasi rencana relokasi, ia menjelaskan, bahwa permintaan jagal ini tidak mau dipindahkan.

“Kenapa tidak mau dipindahkan, itu saya memahami,” terang Fajar.

Menurut ia bahwa lokasi RPH Tambak Osowilangun tidak mencukupi untuk menampung kebutuhan jagal dan kandang.

Pada rapat terakhir di awal september dengan Dinas perekonomian, lanjut ia sudah ketemu solusi bahwa kandang akan direnovasi sesuai kebutuhan.

“Dan saya pikir hitungannya cukup dengan komposisi 180 sapi eks impor dan 80 sapi lokal itu bisa mencukupi kebutuhan jagal,” kata Fajar.

Meski pembangunan RPH Tambak Osowilangun dikatakan hampir selesai, pihaknya akan berkomunikasi dengan para mitra jagal.

“Saya akan ajak para mitra jagal ke Tambak Osowilangun, tapi belum terlampaui, malah mereka menyuarakan keresahannya,” kata Fajar.

Meski demikian ia pun juga memahami keresahan para mitra jagal, namun yang penting ada titik temu.

“Agar bagaimana untuk proses solusinya kedepannya, seperti itu,” tutup Fajar.

Sementara itu, Vykka Anggradevi Kusuma Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Kota Surabaya menyampaikan, bahwa pihaknya mendapat beberapa keresahan dari para mitra jagal.

“Diantaranya biaya pos akan lebih besar, kuatir adanya begal, daging tidak fresh dan warga tidak bekerja,” ujar Vykka Anggradevi Kusuma.

Oleh karena itu, pihaknya berjanji dan memastikan akan memberikan solusi yang terbaik untuk para mitra jagal.

“Pasti kami berikan solusi dan akan memikirkan jalan keluarnya untuk para mitra jagal,” tegas Vykka.

Ia menjelaskan, konsep RPH Tambak Osowilangun ini adalah pengembangan bisnis agar mitra jagal mendapat pelayanan jauh lebih baik.

“Jadi para mitra jagal ini akan mendapat jauh lebih bagus dari segi sarana dan prasarana,” terang Vykka

Terkait dengan permasalahan yang disampaikan oleh para mitra jagal ini, pihak mengajak duduk bersama untuk mencari solusi.

“Mari nanti kita duduk bersama – sama membahas solusinya,” tutur Vykka.

Pemerintah kota, ia menegaskan tidak akan menutup mata dan akan membantu permasalahan dari para mitra jagal.

“Dan pasti juga akan dibantu oleh legislatif atau komisi B DPRD Kota Surabaya,” pungkas Vykka.  (irw)