Sidak Sengketa Tanah, Komisi A : Kemungkinan Ada Kejanggalan

oleh

Surabaya – Komisi A DPRD Surabaya melakukan inspeksi mendadak (Sidak) menanggapi pengaduan warga terkait sengketa tanah di Jemursari 8 Kav 9, kelurahan Jemur Wonosari kecamatan Wonocolo milik Suapril Aliyanto dengan pemerintah kota Surabaya.

Ketua Komisi A Pertiwi Ayu Krisna mengatakan, hasil sidak hari ini, masih melihat klausul tanah tersebut. ternyata pihaknya juga harus bicara dengan teman-teman komisi apa yang dilihat hari ini.

“Ya, mungkin kejanggalannya ada bangunan yang dibuat salon,” ujar Pertiwi Ayu Krisna Kamis (27/08/2020) kepada wartawan.

Padahal, ia menjelaskan, itu tadinya diperuntukkan oleh masyarakat ruang BKM (Badan Keswadayaan Masyarakat), namun karena BKM berhenti, kemudian sama masyarakat di sewakan untuk salon.

“Sekarang tidak operasional salon itu. Jadi kapanpun bisa dirobohkan,” papar Ayu usai melakukan sidak ke lokasi.

Lanjut, Penasehat Fraksi Golkar ini mengatakan, menurut keterangan dari pemerintah kota sementara itu (aset pemkot, red) dan kami akan hearing kan untuk pencocokan data.

“Itu yang saya lihat dari batas rumah sakit, sepertinya itu aset pemerintah kota Itu, menurut saya tanah irigasi tempat pembuangan air. ” kata Ayu.

Ia menambahkan, setelah melihat keseberang apa ini nggak pernah dikeruk, jawabnya sudah bu, dua bulan sekali. Tapi kalau daya hulunya tinggi kalau dua bulan sekali tidak memungkinkan.

“Itu nanti bisa jadi tinjauan kembali oleh komisi yang menangani. “imbuh Ayu.

Saat ditanya apakah ada dugaan oknum kelurahan yang terlibat dalam keluarnya sertifikat tersebut, pihaknya menegaskan, itu lurah lama bisa jadi nakal, makanya Komisi A sekarang dari yang lalu selalu menekankan kepada Kabag Pemerintahan agar betul-betul berkoordinasi dengan lurah dan camat.

“Supaya tidak melakukan hal hal yang tidak diinginkan, karena kita sambung menyambung lagi. Mungkin dia (pemilik tanah, red) belinya lewat pegawai kelurahan, atau lurahnya atau Siapanya yang menerbitkan satu sertifikat, tapi kalau memang lurahnya sudah meninggal agak kesulitan buat kami.  Jadi otomatis kami telisik lagi,  apa itu tanahnya masih ada kaitannya dengan irigasi apa tidak. “paparnya.    (irw)