Surabaya – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merima kunjungan kerja Wali Kota Cirebon beserta jajarannya di ruang sidang Wali Kota Surabaya, Senin (21/1/2019). Wali Kota Cirebon membawa kekuatan penuh untuk sama-sama belajar tentang banyak hal di Kota Surabaya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma menyampaikan banyak hal tentang system pemerintah yang dijalankan di Kota Surabaya beserta berbagai pembangunannya.
Di awal sambutannya, ia memastikan bahwa tujuan semua pembangunan ini bukan penghargaan, melainkan kesejahteraan warga Surabaya. Bagi dia, tidak ada gunanya banyak pembangunan di Surabaya apabila goal-nya atau tujuan utamanya tidak tercapai.
“Jadi, semua orientasinya ke sana (kesejahteraan), bagaimana warga Surabaya cepat sejahtera. Makanya, saya selalu ukur apa betul kemiskinan menurun, apa betul sudah tidak ada banjir. Saya evaluasi itu dengan detail,” kata Wali Kota Risma kepada jajaran Pemkot Cirebon.
Wali Kota Risma juga berkali-kali mengatakan bahwa tidak boleh lagi berbicara tentang uang atau anggaran yang kecil. Sebab, apabila selalu mengandalkan uang, maka ia memastikan tidak akan pernah cukup dan akan selalu kurang, sehingga programnya tidak akan jalan.
“Uang itu bukan segala-galanya,” tegasnya.
Namun begitu, ia mengaku bisa memberi makan lansia, penghuni Liponsos dan anak-anak yatim. Bahkan, pendidikan dan kesehatan gratis. Selain itu, fasilitas olahraga terus dibangun dan saat ini sudah mencapai 403 lapangan olahraga. Sedangkan taman di Surabaya sudah mencapai 453 taman dan terus dikembangkan.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga menjelaskan berbagai sikap yang harus dilakukan oleh kepala daerah untuk menyikapi suatu masalah. Termasuk dalam proses pemindahan PKL ke sentra PKL yang selalu didahului dengan pendekatan persuasif, sehingga dalam prosesnya jarang sekali ada pertentangan.
“Kalau Satpol PP itu jangan sampai imagenya tukang usir dan tukang obrak, jangan buat warga itu alergi dengan Satpol PP, kalau sudah dibangun imagenya maka kita nanti kalau penataan PKL akan dibantu,” kata dia.
Sementara itu, Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis mengatakan tujuan utama datang ke Surabaya untuk belajar langsung kepada seorang tokoh yang sangat patut untuk diteladani, yaitu Wali Kota Risma. Melalui belajar kepada Wali Kota Risma itu, maka dia berharap di periode keduanya memimpin Kota Cirebon, akan lebih baik ke depannya.
“Dan ternyata sungguh luar biasa. Kami mendapatkan banyak pelajaran dan yang paling utama saya sudah mendapatkan clue bagaiaman ASN ini bisa bergerak secara cepat dan baik. Clue dari Bu Risma sudah saya tangkap, sehingga saya sangat bersyukur sekali. Jadi terimakasih kepada Bu Risma dan jajarannya yang menyambut kami dengan hangat,” kata dia.
Sebetulnya, lanjut dia, sangat banyak pelajaran yang didapatkan dari pertemuan dengan Wali Kota Risma di ruang sidang. Namun, yang paling penting untuk segera dia terapkan adalah dalam menggerakkan pemerintah, harus diawali dari sikap kepala daerahnya. Nah, sikap kepala daerah itulah yang kemudian akan mampu menggerakkan ASN dalam suatu pemerintah daerah.
“Bu Risma selaku kepala daerah itu mampu menggerakkan ASN yang ada dengan metodenya. Dan inilah yang akan kami tiru. Saya berkesimpulan untuk menggerakkan sebuah kota atau daerah kuncinya seorang kepala daeah tersebut bisa melaksanakan atau mampu memunculkan kekuatan atau potensi di daerahnya masing-masing,” imbuhnya.
Makanya, dia merasa tidak sia-sia membawa tim besar untuk belajar ke Surabaya. Dalam kunjungannya ini, ia mengaku membawa seluruh stafnya, mulai dari Sekda, para asisten, staf ahli dan seluruh kepala dinas, perusahaan daerah, termasuk Camat dan Lurah.
“Ini adalah bentuk kesungguhan kami bahwa kami datang ke Surabaya ingin belajar. Hampir 60 orang yang kami bawa dalam kunjungan ini untuk belajar ke Surabaya,” pungkasnya. (red/hum)