Surabaya – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan beberapa perkembangan ekonomi nasional, terkini salah satunya nilai tukar rupiah tembus di bawah 14.000.
“Alhamdulillah nilai rupiah tembus dibawah 14.000,” ujar Perry Warjiyo Gubernur Bank Indonesia.saat konferensi pers secara virtual. Jumat (05/06/2020)
Nilai tukar rupiah tembus dibawah 14.000 ini, sekarang diperdagangkan 13.855 dan overnya diperdagangkan 13.960, hal ini menunjukkan penguatan sejalan dengan pandangan Bank Indonesia.
“Bahwa nilai tukar sekarang kami pandang masih di undervalued sehingga kedepannya masih berpontensi menguat,” kata Perry Warjiyo
Kenapa undervalued, menurut Perry, perhitungan perhitungan inflasi dan defisit transaksi rendah dan perbedaan suku bunga luar dan dalam negeri yang tinggi tentunya premi risiko untuk indonesia meskipun sudah menurun tetapi belum kepada posisi sebelum covid-19.
“Kalau saya bisa update konteks seperti itu perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri yang sering kita sebut intresredefisial itu kalau suku bunga SBN kita 7,06 10 tahun, sedangkan kalau suku bunga US tresurepon 10 tahun 0.8 berarti perbedaannya 6,2 persen,” paparnya.
Perbedaan 6,2 persen ini sebagai salah satu yang sering pihaknya sebut imbal hasil investasi aset keuangan indonesia khususnya SBN masih tinggi dan ini salah satu indikatornya.
“Kenapa nilai tukar sekarang masih undervalued dan berpontensi menguat, tentu saja itu kalau kita lihat indikator premi risiko, ,” kata Perry
Indikator premi risiko untuk indonesia, pihaknya sering kali menyebutkan CDS kredit default swap dan ini sekarang kurang lebih 126 memang sudah menurun dulu 245 tertinggi kemudian menurun sekarang sekitar 126
“Tapi kalau 126 di bandingkan dengan sebelum covid masih tinggi yakni 66 – 68, sehingga premi risiko paska covid semoga akan bisa rendah dari 126 dan dengan premi risiko yang lebih rendah itu akan mendukung nilai tukar yang kuat kedepan dan berpontensi ada,” pungkas Perry. (irw)