Normalisasi Sungai Kalianak Akan Dilakukan Setelah Proses Sosialisasi ke Warga Selesai

oleh

Surabaya – Rencana normalisasi sungai Kalianak sudah diwacanakan sejak lima tahun lalu, namun banyak kendala.

Pasalnya, banyaknya pemukiman yang semakin tahun semakin padat menyebabkan pendangkalan hingga sampah yang menumpuk seiring padatnya rumah warga.

Sehingga ketika hujan turun di kawasan yang masuk di 2 kecamatan yakni Krembangan dan Asemrowo itu sering kali banjir.

Sub Koordintor Pemeliharaan Saluran, DSDABM Surabaya, Ahmad Idi Pratiknyo mengatakan, akan melakukan normalisasi sungai kalianak apabila sudah ada proses sosialisasi kepada warga, terlebih ada titik temu dengan warga, karena untuk normalisasi itu ada beberapa Persil yang dikorbankan agar nantinya mempermudah alat berat masuk.

“Ketika ada sudah ada titik temu dengan bangunan warga yang kenak kepras baru kita masukan alat berat untuk mengeruk saluran,” ujarnya. ditemui usai rapat Kamis (10/03/2022)

Bberapa kali saat hendak memulai pengerukan, Ahmad mengaku sempat ditolak oleh warga, karena di sepanjang  bibir sungai masih banyak ditemukan bangunan yang didirikan diatas sungai. Bahkan tumpukan sampah juga banyak. sehingga mempersulit untuk proses pengerukan.

“Jadi kami akan keruk dulu sampahnya. Kurang lebih ketebalan sampah 3 meter. Gak hanya itu saja tapi dibawahnya juga banyak sedimen yang numpuk,”terangnya.

Nantinya, Ahmad menyebutkan, ada ratusan persil yang terdampak normalisasi dan ratusan persil itu berada di Kecamatan Asemrowo dan Krembangan.

“Ya, jumlah persil yang terdampak di kecamatan Asemrowo ada 106 Persil sedangkan di Kecamatan Krembangan 98 persil,” ungkapnya.

Estimasi pengerukan di tahap I, menurut Ahmad, diperkirakan sekitar 2 bulan jika semua sudah clear.

“Kalau semua sudah clear ya butuh 2 bulan di tahap I ini,” katanya.

Rencananya di tahap I ini normalisasi akan dilakukan di jembatan jln Kalianak-jembatan Kalianak Barat GG Tambak dengan panjang 688 meter,

Sedangkan lebar 14 meter yang ditarik dari titik koordinat AS sungai masing-masing 7 meter.

Ditempat sama, Lurah Morokrembangan Hayati mengaku sudah membicarakan kepada RT/RW yang terdampak normalisasi bahkan menyebutkan untuk wilayah Morokrembangan ada 2 RW yakni RW 6 dan 7.

“Yang terdampak kira sementara ada 275 rumah yang sudah didata,” pungkasnya.  (*)