Rencana Pemanfaatan BLC Sebagai Sarana Belajar Daring Dinilai Tidak Optimal

oleh

Surabaya – Mendengar rencana pembuatan Broadband Learning Center (BLC) sebagai sarana belajar sistim daring dengan anggaran 11 miliar oleh Pemkot Surabaya yang tersebar di 24 Kecamatan.

Meliputi Surabaya Utara 11 titik, Surabaya Selatan 14 titik, Surabaya Pusat 6 titik, Surabaya Timur 16 titik dan Surabya Barat 7 titik dari 31 Kecamatan di Kota Surabaya ini dinilai tidak optimal.

“Menurut saya (BLC) ini tidak optimal,” ujar Akmarawita Kadir Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Surabaya. Senin (27/07/2020).

Menurut Sekretaris Komisi D ini, karena tujuannya harus jelas dulu diperuntukan, untuk siapa, kalau memang diperuntukan untuk siswa-siswa dalam proses pembelajaran pengadaan ini sangat tidak tepat sasaran,

“Karena pertama pasti akan timbul permasalahan baru seperti penumpukan siswa di tempat-tempat tersebut,” kata Akmarawita.

Ia menjelaskan, melihat jumlahnya sangat terbatas dibanding dengan siswa-siswa dari keluarga tidak mampu dan terdampak covid-19, misalnya berubut perangkat, dan lain sebagianya dinilai bisa menimbulkan kluster baru.

“Ini bisa meinimbulkan kluster baru, internet dan perangkat juga bisa di pakai oleh orang lain, bukan untuk khusus siswa saja, jadi sangat tidak efesien,” papar Akmarawita.

Lanjut ia mengatakan, jadi kalau mau membantu permasalahan mengenai ketersediaan HP dan ketersediaan pulsa untuk masyarakat kota surabaya yang tidak mampu dan terdampak covid-19, maka Dinas Pendidikan harus mempunyai data khusus untuk siswa-siswa tersebut.

“Nah siswa-siswa ini yang harusnya di intervensi atau dibantu, maka bisa langsung tepat sasaran, tidak mubazir pelaksanaannya,” kata Akmarawita.

Dalam hal ini, menurut ia, sebaiknya Pemkot harus hadir dengan bekerjasama dengan provider tertetu, dan siswa-siswa yang sudah di data diberikan id khusus dimana ketika siswa tersebut menggunakan id khusus, maka siswa ini terbebas dari biaya kuota dalam artian free quoata.

“Siswa -siswa yang sudah di data oleh dinas pendidikan juga bisa dibantu untuk memberikan HP atau Smartphone gratis, kalau ini dilaksanakan pasti tepat sasaran, dan sangat membantu permasalahan siswa-siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu atau terdampak covid-19,” pungkas Akmarawita. (irw)