Usai Pemadatan, Jalan Ambles Mulai di Aspal

oleh

Surabaya – Pengerjaan perbaikan atau recovery Jalan Raya Gubeng yang sempat ambles memasuki tahap akhir. Usai dilakukan pemadatan tanah dan pemasangan besi, kini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan pengaspalan jalan.

Berdasarkan pantauan siang tadi, para pekerja terlihat menyemprotkan aspal cair ke bekas sinkhole. Petugas juga tampak membersihkan sisa-sisa tanah uruk (pasir sirtu) yang masih ada di lokasi guna memperlancar proses pengaspalan. Selanjutnya menguji kerekatan aspal cair tersebut.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, dikarenakan Rabu dini hari Kota Pahlawan diguyur hujan, maka proses pengaspalan tidak dapat dilakukan. Para pekerja, lanjutnya, harus menunggu hingga pukul 5 pagi tadi untuk memastikan permukaan tanah benar-benar kering dengan memasang karung goni dilindas alat berat hingga siang tadi.

“Rencananya, pukul 3 sore permukaan tanah kembali diaspal diawasi tim dari ITS,” ujar Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat memantau pengaspalan di Jalan Gubeng pada Rabu, (26/12/2018).

Disampaikan Wali Kota Risma, dari hasil rapat, usai proses pengaspalan dan mendapat rekomendasi dari Komite Keselamatan Konstruksi, Tim BBPJN VIII, dan Tenaga Ahli maka pihaknya segera melakukan uji coba operasional Jalan Raya Gubeng.

“Kalau uji coba lancar, insyallah Jalan Gubeng bisa segera dipakai kembali,” katanya.

Kendati demikian, uji coba Jalan Raya Gubeng tidak dilakukan secara menyeluruh, melainkan akan difungsikan dua dari empat lajur terlebih dahulu pada bagian sisi timur.

“Yang dua lajur sisi barat masih belum kering,” ujar mantan kepala Bappeko itu.

Menurutnya, dua lajur yang masih dalam proses pengeringan nantinya akan segera dilapisi perekat (tack coat) dengan estimasi waktu 8 jam.

“Mungkin sekitar pukul 5 atau 6 sore nanti, kita minta tim dari ITS melakukan pengecekan kembali. Kalau aman, langsung diaspal bagian sisi baratnya,” tandas Wali Kota Risma.

Ia juga menambahkan, alasan dua lajur dibuka terlebih dahulu karena untuk sementara dua lajur sisanya masih dibutuhkan untuk pemasangan Stell Sheet Piles (SSP) sebagai penguat dinding penahan (retaining wall) jalan. Kedua, pihaknya ingin mengerjakan pedestrian.

“Kita butuh tempat mobilisasi kemudian beberapa peralatan,” imbuhnya.

Adapun tambahan beberapa butir dari hasil rapat antara Pemkot Surabaya, Tim Ahli dan kepolisian meminta agar PT. NKE menempatkan alat pengontrol elevasi permukaan jalan dan verticality bangunan di sekitarnya beserta petugas yang memantau dan dilaporkan progesnya tiap jam. lalu, diminta membuat laporan pekerjaan kepada Pemkot Surabaya, Tenaga Ahli, dan Tim BBPJN VIII terkait tahapan-tahapan metode pelaksanaan perbaikan tanah. Serta, meminta PT NKE dalam pelaksanaannya untuk tetap berkoordinasi dengan penyidik kepolisian.  (red/hum)