Audiensi dengan Komisi A DPRD Surabaya, SCW Soroti Terkait Pengelolaan Air di Hunian Mewah

oleh
Foto teks: Hari Cipto Wiyono Ketua SCW.

Surabaya – Menindaklanjuti surat permohonan dari Surabaya Corruption Watch (SCW) untuk audiensi menyoroti pengelolaan air di hunian mewah,  Jumat (7/3/2025) siang.

Komisi A DPRD Kota Surabaya  menggelar rapat dengar pendapat (RPD) bersama Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Surya Sembada, Bagian Hukum dan Kerja sama kota Surabaya

Rapat dipimpin oleh Yona Bagus Widyatmoko ini juga dihadiri oleh sejumlah pengembang perumahan mewah antara lain PT Citra Land, Graha Family, Royal Residence dan Pakuwon Jati.

Dalam rapat, Hari Cipto Wiyono Ketua SCW mengutarakan bahwa pengelolaan air secara mandiri oleh developer  seperti Citra Land, Graha Famili, Royal Regency dan lain sebagainya.

“Itu tarifnya sangat mahal kalau di bandingkan dengan meteran dari PDAM,” katanya.

Sehingga hal itu Hari Cipto menilai sangat merugikan warga surabaya yang tinggal di kawasan perumahan tersebut.

Selain itu, pengelolaan air secara mandiri ini menurut Hari Cipto melanggar perda bisa merugikan PAD Kota Surabaya.

“Pengelola air ini harusnya dikelola oleh PDAM agar untuk menambah PAD,” tutupnya.

Menanggapi itu, Direktur Utama (Dirut) PDAM Surya Sembada Kota Surabaya Arief Wisnu Cahyono menyampaikan secara khusus bahwa perumda air minum di seluruh Indonesia

“Adalah kepanjangan tangan dari negara sebagai penyelenggara Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM),” ujarnya.

Arief Wisnu memaparkan secara spesifik di dalam undang undang tahun 2019 menyebutkan bahwa Spam hanya boleh dilakukan oleh BUMN dan BUMD

“Dan dari sisi lain kami juga diminta oleh pemerintah kota setiap tahun untuk meningkatan PAD,” terangnya.

Arief Wisnu menjelaskan PDAM sekarang ini memiliki kemampuan untuk mensuplai air ke perumahan perumahan walaupun yang saat ini menyelenggarakan spam mandiri

“Memang perumahan yang mungkin berdiri 10 sampai 20 tahun yang lalu, PDAM belum mampu,” ungkapnya

Meski demikian kata Arief Wisnu PDAM saat ini memiliki kemampuan bahkan sudah mampu membangun IPAL baru di karang pilang 4 dengan kapasitas 1000 liter per detik

“Tujuannya untuk mensuplai (Air) yang lebih handal di seluruh wilayah kota Surabaya,” katanya.

Foto teks: Arief Wisnu Cahyono Dirut PDAM Surya Sembada Kota Surabaya

Dalam hal pengelolaan ini menurut Arief Wisnu, bahwa spam yang ada di seluruh indonesia berlaku sistem subsidi silang

“Jadi cross subsidi saat ini sebelum kenaikan tarif pada tahun 2022 itu 140, dan setelah kenaikan tarif tahun 2023 cross subsidinya justru meningkat nilainya hampir 170 untuk tahun ini,”paparnya

Arief Wisnu menjelaskan subsidi itu berasal dari kelompok menengah diberikan kepada kelompok satu atau kelompok sosial

“Skema inilah sebetulnya kami juga  terus berupaya meningkatkan kelompok non subsidi diantaranya perumahan perumahan,” bebernya

Arief Wisnu juga menyampaikan bahwa apakah nantinya berbentuk kerja sama dan berharap tarif yang di kota  Surabaya.

“Itu yang berdasarkan perwali sehingga tarif tersebut kita gunakan untuk subsidi silang,” katanya

Arief Wisnu juga menyadari bahwa pengembang sudah membeli spam sehingga menurutnya diperlukan win win solution antara PDAM dengan pengembang

Arief Wisnu mencontohkan bahwa Sudah banyak ditempat lain dimana pengembang sudah menyerahkan kepada pemerintah kota

“Atau pengembang melakukan kerja sama dengan PDAM setempat,” katanya

Untuk itu Arief Wisnu berharap ke depan PDAM bisa melayani seluruh warga kota Surabaya

“Kalau saat kami baru sebagian menjual secara curah namun tidak secara langsung ke pelanggannya,” katanya

Arief Wisnu menambahkan jika hal itu dalam konteks undang undang 17 tahun 2019 bahwa pelayanan mulai dari ujung dilakukan pemerintah daerah

“Dalam hal ini diwakili oleh PDAM,” tutupnya.

Dalam kesempatannya, Nina Perwakilan Pengembang Citra Land Surabaya mengatakan bahwa Citra Land saat ini sudah kerja sama dan sebagian menggunakan air PDAM

“Seperti itu dan belum ada komplin,” ungkapnya.

Senada, Asrianto perwakilan pengembang Graha Family Surabaya mengatakan bahwa Graha Famili saat ini juga bekerja sama bahkan menggunakan air PDAM.

“Dan saat ini juga belum ada komplin dari warga khususnya soal harga,” katanya.

Nonik perwakilan Pengembang Royal Residence Surabaya juga menambahkan bahwa royal residence saat ini sudah menggunakan air PDAM

“Sepenuhnya menggunakan air PDAM,” pungkasnya. (irw)