Surabaya – Diperkirakan tahun 2030 Indonesia akan menjadi importir kopi hal ini dikatakan oleh Dr H Muhammad Zakki Ketua Dewan Kopi Nasional Provinsi Jawa Timur.
‘Ini sangat miris sekali, diperkirakan pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi Importir Kopi,” ujarnya, ditemui usai sambutan diacara Ngopi Bareng Rek dalam rangka peringatan Hari Kopi Nasional, Senin, (11/03/2019).
Untuk mengatasi hal tersebut, Ia mengatakan, akan menggerakkan bagaimana petani tidak hanya sekedar menanam secara konfensional saja, tetapi petani modern bisa juga menjadi industri petani kopi.
“Jadi bukan hanya sekedar menanam saja, tetapi petani modern bisa menjadi industri petani kopi ini yang kita harapkan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, ada upaya-upaya yang harus dilakukan yakni melakukan pembinaan, advokasi, dan Edukasi, sehingga petani sangat terasa, artinya tidak hanya menjual kepada pedagang saja, tetapi juga bisa mengelola dari proses hulu ke hilir.
“Intergrasi hulu ke hilir hal ini yang sangat penting sekali,” pungkasnya.
Lanjut, Ketua Persatuan Pengusaha Emas Nusantara (PPEN) ini mengatakan, untuk total lahan kopi di jawa timur kurang lebih 30 ribu juta, setiap kali panen dalam satu hektar setiap tahun bisa menghasilkan 750 sampai 1000 Kg yang konfensional.
“Tetapi melalui advokasi, edukasi dan pembinaan kita berharap kepada petani setiap kali panen bisa menghasilkan 1500 sampai 2000 ribu Kg,” katanya
Untuk mencapai hasil panen kopi sebesar itu, Ia mengaku, ada kendala yakni memberikan Nolite kepada para petani, tentang penyadaran, bahwa petani sebenarnya adalah sesuatu yang bisa diperdayakan, seperti dari sisi Nolitenya, cara menanam dan bibit.
“Sehingga bisa menghadirkan bibit yang betul-betul berkualitas, cara memetiknya, tidak harus memetik ruts saja, tetapi juga mengambil petik merah dan ini sangat mahal harganya,” pungkasnya. (irw)