Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar agenda yang bertajuk Festival Tari Remo dan Yosakoi. Agenda rutin tahunan tersebut, digelar ke 16 kalinya sejak pertama diadakan tahun 2003 silam. Kegiatan ini merupakan implementasi perpaduan dua budaya hubungan kerjasama sister city antara Kota Surabaya dengan Kota Kochi Jepang, dalam bidang kebudayaan.
Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana dalam sambutannya mengatakan Festival Tari Remo dan Yosakoi merupakan salah satu kegiatan dari kerjasama sister city, antara Pemkot Surabaya dan Pemkot Kochi, Jepang, dalam bidang kebudayaan. Dan tahun ini, merupakan Festival Tari Remo dan Yosakoi yang ke 16.
“Festival seni lintas budaya ini, diharapkan bisa menjadi media pembelajaran bagi generasi muda untuk saling memahami dan mengenal budaya antar bangsa,” kata dia, saat membuka acara Festival Tari Remo dan Yosakoi di Taman Surya, Minggu, (08/07/18).
Menurut dia, festival ini diselenggarakan sebagai bentuk upaya melestarikan budaya tradisional, sekaligus untuk lebih mengenalkan kepada generasi muda agar dapat menumbuhkan kecintaan mereka terhadap budaya lokal daerah.
“Saya sangat mengapresiasi bahwa festival tari remo dan yosakoi ini semakin mendapatkan minat masyarakat. Terbukti, peserta tahun ini mengalami peningkatan. Jika tahun kemarin hanya 43 grup, tahun ini jumlah peserta menjapai 53 grup. Jadi kurang lebih 500 peserta yang ambil bagian di tahun ini,” ungkapnya.
Menariknya, sebelum menyampaikan sambutan, para tamu undangan disuguhi dengan penampilan 100 orang penari Remo. Dengan kembali digelarnya seni kompetisi Festival Tari Remo dan Yosakoi, lanjut dia, diharapkan dapat menjadi sebagai agenda rutin setiap tahun, yang nantinya dapat menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Surabaya.
“Dan yang paling penting, budaya bangsa kita dapat dikembangkan dan dilestarikan,” imbuhnya.
Sementara itu, Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya. Masaki Tani dalam sambutannya menyampaikan pihaknya sangat mengapresiasi dan mendukung atas kembali terselenggarannya festival ini di tahun 2018. Melalui festival lintas budaya ini, ia merasakan langsung bagaimana acara ini mendapat antusias yang cukup tinggi di masyarakat Surabaya.
“Saya sebagai Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, sangat bergembira karena Fetival Remo dan Yosakoi yang diselenggarakan sejak tahun 2003, pada tahun ini pun bisa digelar kembali,” katanya.
Menurut dia, festival ini sebagai simbol kerjasama sister city antara Kochi dan Surabaya. Pihaknya berharap melalui festival ini dapat lebih meningkatkan kerjasama antara kedua kota.
“Bahkan melalui festival ini dapat lebih memperkokoh pemegang pertukaran dan kerjasama kedua kota, hingga 10 tahun atau 20 tahun mendatang,” terangnya.
Dalam kesempatan ini, ia kemudian membacakan sambutan dari Wali Kota Kochi Seiya Okazaki, dan Ketua Komisi sister city Surabaya-Kochi, Shoichi Nishiyama. Dalam sambutannya tersebut, pihaknya berencana mengundang para penari remo dari Surabaya untuk dapat mengisi Festival Yosakoi di Kota Kochi Jepang.
“Kami menunggu kedatangan para penari Surabaya untuk dapat menari di Festival Yosakoi-Kochi dimasa mendatang,” ujarnya.
Tahun 2017, lanjut ia, Kota Surabaya dan Kota Kochi merayakan penandatanganan kerjasama sister city yang ke 20 tahun. Pihaknya berharap agar kedepan kerjasama antara Kochi dan Surabaya bisa lebih berkembang. Selain itu, kata dia, Festival tahun ini, bertepatan dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik antara Jepang dan Indonesia.
“Momentum ini menjadi kesempatan untuk memperdalam hubungan persahabatan antar kedua Negara,” pungkasnya (*)