Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Surabaya, yang terdiri dari sejumlah Perangkat Daerah (PD), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Surabaya hingga stakeholder, berkomitmen penuh dalam menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok dan stok pangan jelang bulan Ramadhan.
Perwakilan TPID Surabaya yang terdiri dari sejumlah PD bersama BUMD di Surabaya menyampaikan langkah-langkah dan upaya pengendalian harga kebutuhan pokok dan stok pangan menjelang bulan Ramadhan 2023, di Ruang Konferensi Pers (Gedung Ex Humas), Selasa (7/5/2023). Diantaranya, Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Dinas Koperasi Usaha Kecil, dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), PD Pasar Surya (PDPS), dan Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya.
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (Kabag Perekonomian dan SDA) Kota Surabaya, Dewi Wahyu Wardani mengatakan bahwa bersama TPID Kota Surabaya, setiap harinya pihaknya melakukan pemantauan terhadap harga komoditas yang ada pasar. Yakni, memantau kenaikan harga, seperti harga bawang dan cabai.
“Kami berkoordinasi dengan Pak Agus (Dirut Utama PD Pasar Surya), ini menyikapi untuk Ramadhan, kita melihat stok di pasar masih cukup, masih terpenuhi dan tidak kekurangan. Maka, dalam satu bulan kedepan kami menghimbau warga Kota Surabaya tidak panic buying,” kata Dewi.
Kepala Bidang Distribusi Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Devie Afrianto menyampaikan bahwa upaya menekan dampak inflasi dan pengendalian harga, salah satunya adalah melalui kegiatan operasi pasar. Seperti pada periode awal Februari – awal Maret 2023 sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), pada komoditi beras telah didistribusikan sebanyak 616 ton.
“Untuk mengendalikan inflasinya, menjaga stabilisasi harga kita lakukan di pasar tradisional dan untuk menekan dampak inflasinya, kita lakukan (operasi pasar) di kecamatan. Jadi sebenarnya kalau dikatakan kenapa harus ke pasar? karena kita punya keinginan untuk bisa menjaga stabilitas harga. Sebetulnya, operasi pasar tidak untuk masyarakat, tapi untuk pedagang pasarnya, harapannya saat mereka mendapatkan harga kulak yang bagus, harga jualnya juga wajar,” kata Devie.
Sedangkan untuk pendistribusian minyak goreng pada periode awal Februari – awal Maret 2023 melalui operasi pasar, sebanyak 133 ton minyak goreng kemasan telah didistribusikan oleh Dinkopdag. Memasuki bulan Maret 2023, pihaknya akan fokus pada operasi pasar pada komoditi minyak goreng, dengan mengalokasikan 133 ton minyak goreng yang siap didistribusikan.
“Sedangkan untuk produk hortikultura memang ada sedikit fluktuasi harga terutama disebabkan karena tingginya kebutuhan dan pola panen yang terganggu karena cuaca. Untuk komoditas hortikultura, kita mulai kerja sama dengan pasar induk Surabaya karena mereka punya akses langsung ke petani. Jadi mereka punya stok yang bisa digerakkan, kemudian harga relatif lebih bagus karena ambil langsung,” ujarnya.
Meski demikian, pihaknya berusaha untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok di Kota Surabaya selama bulan Ramadhan 2023. Sebab, pihaknya telah melakukan beberapa skema, seperti melakukan subsidi pada ongkos transportasi, hingga berkoordinasi dengan beberapa produsen minyak goreng.
“Kita coba lakukan kerja sama dengan beberapa daerah penghasil (peternakan), yang jelas beberapa skema udah kita siapkan termasuk melakukan subsidi angkot. Jadi kita pernah melakukan kasus seperti ini pada saat ada fluktuasi harga telur. Kita fasilitasi untuk mengambil, jadi ongkos transport bisa kita pangkas dan itu cukup signifikan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Lilis Pristiwati menyampaikan, DKPP telah menggerakkan pemanfaatan lahan pekarangan milik warga dengan memberikan bantuan bibit. Selain itu, melakukan penanaman di Taman Hutan Raya (Tahura).
“Kami telah melakukan antisipasi terkait distribusi tanaman tersebut dan menanami Tahura untuk komoditi tersebut. Serta memberikan peningkatan kapasitas pada masyarakat. Pelatihan untuk tidak harus memanfaatkan lombok dalam bentuk segar, bahwa bisa menjadi olahan cabai kering,” ujar Lilik.
Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya Surabaya, Agus Priyo mengaku bahwa pihaknya mendukung langkah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam mengendalikan inflasi daerah. Karenanya, pihaknya telah mendata kebutuhan setiap pedagang yang dinaungi oleh PD Pasar Surya untuk disampaikan kepada TPID Surabaya.
Sebab, menurutnya, kenaikan harga biasanya diikuti oleh over demand (banyak permintaan). Melalui monitoring yang dilakukan TPID Surabaya, PD Pasar Surya berupaya melakukan oversupply (melebihi pasokan) harga kebutuhan pokok teta terjangkau.
“Alhamdulilah, Kabag Perekonomian, Dinkopdag, dan DKPP bersinergi dengan baik, sehingga pedagang kami mengalami keuntungan tersebut. Artinya, barang yang ada di bawah PD Pasar Surya masih tergolong aman dan Insya Allah sampai menghadapi bulan Ramadhan bisa dibilang aman,” ungkapnya.
Ditemui dilokasi yang sama, Direktur PD RPH Kota Surabaya Fajar A. Isnugroho mengaku, menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri, pihaknya menyiapkan tim monitoring peredaran daging RPH. Mereka bergerak di tujuh pasar untuk memantau harga daging di Surabaya. Tujuh pasar tersebut diantaranya, pasar Wonokromo, Pabean, Tambak Rejo, Genteng, Pucang, Kembang, dan Balongsari.
“Dari tujuh pasar itu ditambah dengan beberapa pedagang di depan Arimbi (pasar daging) dan Pegirian, harga daging saat ini masih stabil Rp 1120.000 per kg. Kemudian, Rumah Daging RPH menjelang Ramadhan dan Idul Fitri menyiapkan 8-10 ton stok daging untuk masyarakat Surabaya. Perincinanya 3 ton disiapkan untuk bulan Maret 2023 dan sisanya di bulan April 2023,” pungkasnya. (*)