Surabaya-Melalui progam Santripreneur, Kementerian Perindustrian kembali menggelar Bimbingan Teknis (Bintek) dalam rangka penumbuhnan industri kecil dan menengah di lingkungan pondok pesantren.
Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) melaksanakan bimbingan teknis dan bantuan peralatan produksi industri sabun dan home care di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah yang dilaksanakan pada 26 – 29 September 2019.
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian program pengembangan santripreneur sesuai komitmen Kementerian Perindustrian untuk terus mewujudkan kemandarian industri nasional yang berbasis ekonomi syariah melalui pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) di lingkungan pondok pesantren.
Berdasarkan data Kementerian Agama tahun 2018, jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan sebanyak 28.194 yang tersebar di seluruh provinsi dengan total santri sekitar 4.290.626 santri.
Dari total 28.194 pondok pesantren, sekitar 23.331 pondok pesantren (80%) diantaranya tersebar di 4 provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.
Dalam sambutannya Direktur Jenderal IKMA Gati Wibawaningsih menyampaikan, bahwa pondok pesantren dapat berperan strategis dalam mendukung pertumbuhan industri di Indonesia sebagai ”Agent of Development”
“Yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di daerah sehingga menjadi sarana yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat,” ujar Gati Wibawaningsih, kamis (26/09/2019) pagi.
Ia menjelaskan, bahwa Direktorat Jenderal IKM telah membina beberapa pondok pesantren dengan pelatihan tematik yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi unit industri yang ada di pondok pesantren.
“Sejak tahun 2013 hingga September 2019, kami telah membina sebanyak 39 pondok pesantren dengan jumlah santri sebanyak 8.128 orang yang telah diberikan Pengetahuan Wawasan Kebangsaan, motivasi kewirausahaan, pelatihan produksi serta bantuan mesin] peralatan antara lain di bidang: olahan pangan & minuman, perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim & seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair dan sekarang di bidang Kosmetik dan Home-Care,” paparnya.
Pondok Pesantren Assalafl AI Fithrah merupakan salah satu pondok pesantren yang menjadi lokus penumbuhan wirausaha industri. Dengan jumlah santri mencapai lebih dari 3000 orang, Pondok Pesantren yang dipimpin oleh DR. KH. Muhammad Musyafa, M.Th.! ini, tidak hanya memberikan tuntunan dan didikan Keislaman dan prilaku akhlaqul karimah, namun juga berperan dalam membangun jiwa kewirausahaan kepada generasi penerus.
Hal ini dibuktikan melalui pengelolaan unit bisnis dibidang Laundry, Produk Kopi Bubuk, Air Minum dalam kemasan dan lainlain. Saat ini Pondok Pesantren ingin mengembangkan usahanya di bidang Kosmetik dan Home-Care yang merupakan komoditi sangat diminati oleh masyarakat.
Pihaknya berharap, kepada Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Surabaya kiranya dapat membantu fasilitasi memperoleh legalitas usaha dan terus memantau perkembangan usaha hasil bimbingan teknis ini.
”Saya berharap dengan sinergi yang dibangun antara Kementerian Perindustrian, Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Surabaya dan Pondok Pesantren Al Fitrah Kota Surabaya dapat meningkatkan jumlah wirausaha industri baru dan berkontribusi mengembangkan pemberdayaan ekonomi berbasis pondok pesantren yang pada akhirnya berdampak positif terhadap ekonomi nasional,” pungkasnya. (irw)