Wali Kota Surabaya Ajak Masyarakat Amalkan Nilai-Nilai Pancasila

oleh
foto upacara hari kesaktian pancasila
foto upacara hari kesaktian pancasila

Surabaya – Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah sangat lengkap. Mulai dari ketuhanan hingga keadilan. Nilai – nilai tersebut seharusnya bisa menginspirasi setiap individu untuk lebih menghormati orang lain, memperkuat persatuan dan menatap tantangan era globalisasi. Minggu (1/10/2017).

Pesan tersebut disampaikan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, seusai upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di halaman Taman Surya, depan Balai Kota Surabaya, Hadir dalam upacara tersebut, jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Surabaya dan juga pelajar.

“Bila kita cermati, isi yang terkandung dalam Pancasila itu sangat lengkap. Kita percaya pada Tuhan, menghormati orang lain, persatuan, hingga keadilan. Sila-sila Pancasila ini tidak ada di negara lain,” jelas wali kota.

Menurut wali kota, yang perlu ditekankan sejatinya adalah bagaimana mengamalkan nilai-nilai dalam Pancasila. Contohnya ketika mengamalkan sila Persatuan Indonesia setiap individu seharusnya bisa menghormati perbedaan. Sebab, sejak dulu, para pendahulu bangsa sudah sepakat bahwa negara ini dibangun di atas perbedaan yang diikat oleh persatuan. Termasuk juga saling menghormati dan tidak mudah menyalahkan orang lain

“Kalau kita mengamalkan Pancasila, kita juga akan menghormati semua orang. Misalnya kepada tukang sapu. Kalau kita memahami Pancasila, kita tidak akan membuang sampah sembarangan karena kita menyadari itu menyusahkan orang. Termasuk persatuan indonesia, kita sudah sepakat bahwa kita beda-beda. Mari, kita berterima kasih kepada Tuhan yang telah memberi kesempatan untuk bisa hidup lebih baik, juga bersekolah dan mencari makan, itu yang harus dipahami,” sambung wali kota.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengajak warga Kota Pahlawan untuk lebih focus menyiapkan kompetensi diri guna menghadapi tantangan global di masa sekarang. Menurut, wali kota, itulah sebenarnya “musuh” yang harus ditaklukkan daripada terus mengungkit – ungkit masa lalu. “Sebetulnya kita punya musuh yang besar sekali. Kalau kita tidak hati-hati, kita hanya akan menjadi penonton. Itu yang harus kita siapkan. Nggak perlu terus menggali masa lalu. Yang terpenting, kita mau apa setelah itu,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemkot Surabaya telah membuat edaran kepada masyarakat untuk mengibarkan bendera setengah tiang pada 30 September dan satu tiang penuh pada 1 Oktober. “Hari ini bendera penuh. Para lurah akan mengontrol warga yang tidak mengibarkan bendera. Siapa lagi yang hormati bendera kalau bukan kita,” jelas wali kota. (red/hum)