
Surabaya – Rapat dengar pendapat (RDP) terkait pelayanan kesehatan digelar oleh Komisi D DPRD Kota Surabaya Kamis (27/2/2025) siang.
Rapat mengundang Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Puskesmas se kota Surabaya di lantai 3 ruang rapat paripurna.
Dalam rapat komisi D DPRD Kota Surabaya sempat menyoroti terkait kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) di program puskesmas buka 24 jam.
Imam Syafi’i anggota komisi D DPRD Kota Surabaya mengatakan pihaknya ketika awal melakukan sidak tidak berkeinginan menjatuhkan puskesmas.
“Tetapi kita ingin melihat kelemahan kelemahan di lapangan, dan ternyata kita menemukan kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM),” ungkapnya usai rapat.
Kekurangan tersebut, kata Imam Syafi’i diakui oleh kepala puskesmas yang disampaikan di dalam rapat dengan komisi D DPRD Surabaya
“23 dari 63 puskesmas itu rawat jalan sedangkan 40 puskesmas ini rawat inap,” katanya.
Imam Syafi’i membeberkan, bahwa puskesmas rawat inap ini kekurangan orang bahkan sampai harus piket TGC ditambah dengan menjalankan program R1N1
“Jadi menurut saya kepala puskesmas jangan asal siap siap, yes yes, ketika SDM dan Sarpras (Sarana prasarana) tidak memenuhi syarat,” tuturnya.
Jika diberikan target menurut politisi partai NasDem ini, harus dipastikan syarat syarat itu apakah terpenuhi atau belum.
“Kalau syarat terpenuhi, lah baru mengatakan siap melaksanakan target,” katanya.
Dari pengakuan kepala puskesmas kata Imam Syafi’i, bahwa puskesmas tidak semua efektif buka 24 jam karena terkadang hanya mendapat satu pasien dalam seminggu
“Itu kan sayang, analogi saya tadi, kita mau meniru minimarket atau toko Madura,” katanya.
Jika mau meniru minimarket buka 24 jam namun hanya ada satu pembeli, Imam Syafi’i pun menyayangkan menggerakkan SDM yang besar tetapi tidak mencukupi.
Sedangkan jika mau mencontoh warung Madura, imam Syafi’i pun tidak mempermasalahkan asalkan tetap tidur di warung.
“Ketika ada pembeli datang mengetuk baru dia bangun, itu yang kami kembalikan” katanya
Oleh karena itu, Imam Syafi’i menanyakan kebijakan dari dinas kesehatan apakah diteruskan dengan fakta seperti yang disampaikan dalam rapat.
“Kalau tidak diteruskan ya biarkan saja, fokus saja buka mulai pagi sampai sore saja,” tuturnya
Sedangkan untuk puskesmas rawat inap menurut Imam perlu diperkuat sehingga ketika ada orang sakit tidak harus di rujuk ke rumah sakit.
“Asalkan puskesmas bisa menangani,” katanya.
Untuk itu, Imam Syafi’i menuturkan yang paling penting adalah wali kota harus realistis pada kenyataan yang ada di lapangan.
“Seperti yang kita temukan ini,” ungkapnya.
Imam Syafi’i juga mempersilahkan pada wali kota jika idealis harus memenuhi syaratnya dahulu.
“Idealis boleh tapi harus realistis,” tuturnya.
Sementara itu, Nanik Sukristian Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menyampaikan rasa terima kasih atas masukan dari komisi D.
“Alhamdulillah kami akan evaluasi diri juga dan kita akan lakukan rapat khusus dengan teman teman puskesmas,” ujarnya usai rapat.
Untuk itu Nanik berharap masukan dari komisi D bisa memberikan dampak positif untuk perbaikan.
“Sehingga bisa memberikan manfaat buat masyarakat,” ungkapnya
Terkait penambahan kebutuhan SDM Nanik menjelaskan, pihaknya akan melakukan penghitungan dan pengecekan kembali.
“Nanti kita akan cek kembali ya,” katanya.
Nanik juga menegaskan bahwa 63 Puskesmas sudah melakukan pelayanan buka 24 jam namun mungkin ada yang menemui beberapa kendala tetapi tidak semuanya.
“Dan dari hasil rapat pembahasan ini akan dilakukan evaluasi secara internal sehingga kedepan kita bisa melakukan perbaikan,” pungkasnya. (irw)