Surabaya – Seorang Peneliti Pusat Kajian Komunikasi (Puskakom), Candika Wira Angga memarparkan dari hasil kajian dana penelitian tentang tranformasi digital di daerah 3T atau Terdepan, Terluar dan Tertinggal, dalam seminar bertemakan ‘Kajian Transformasi Digital dan Dampaknya’ Minggu (20/11/2022) di Surabaya.
Dalam Kajian di daerah terluar yaitu di Sorong, Papua beberapa waktu lalu, ditemukan sejumlah masalah transformasi digital, yaitu karakteristik dalam berteknologi. Baik diri segi masyarakatnya maupun infrakstrukturnya.
Lebih sekedar dari literasi digital, untuk membangun transformasi digital, khusunya dilingkungan 3T, tetapi juga dibutuhkan kurikulum digital.
Dari segi infrakstrukturnya yang harus diperhatikan ialah bagaimana pemerataan dan kestabilan akses agar bisa diterima oleh masyarakat.
“Di Sorong sudah ada internet tapi memang belum stabil, dan di beberapa daerah juga masih sulit untuk mengaksesnya, Hal ini, yang masih harus dibenahi dan diperhatikan oleh pemerintah,” kata Candika.
Sedangkan jika dilihat dari masyarakatnya, internet menjadi sarana yang mempermudah untuk mengakses konten negatif, seperti pornografi, berita hoaks hingga kejahatan ciber.
Untuk itu, menurutnya, pembangunan SDM dan infrakstruktur, harus dilakukan berbarengan untuk menuju kesiapan transformasi digital.
Mengenai infakstruktur pihaknya menyerahkan kepada pemerintah dengan program-program yang telah disiapkan.
“Sedang Kalau SDM, yang dibutuhkan tentu saja kurikulum digital, kurikulum ini bukan hanya terkait pengetahuan tapi juga masalah etika kesadaran digital dan kesiapan lingkungannya,” terangnya.
Mengenai kurikulum, Candika bersama timnya kedepan juga akan merancang kurikulum yang bisa disampaikan di sekolah atau luar sekolah. Kurikulum ini, nantinya sedang dibahas dan persiapkan.
Hal ini menjadi menarik karena paparan ini disambut dengan diskusi oleh mahasiswa dan masyarakat yang hadir dalam seminar tersebut. (bro)