Semula Hanya Tanaman Hias, Kini Kampung Flory Menjadi Destinasi Wisata

oleh

Yogyakarta – Kampung Flory dikenal dengan sebutan desa wisata yang terletak di wilayah Jugang Pangukan RT 05 / RW 11 Tridadi Sleman Yogyakarta.

Proses pendirian adanya kampung Flory ini, semula diharapkan bisa mensuplai kebutuhan tanaman hias di Daerah Istimewa Jogjakarta (DIY)

“Selama ini masih diurai dari luar DIY,” ujar Sudihartono selaku pendiri Kampung Flory, Jumat (23/08/2019) pagi.

Selain itu, ia mengatakan juga untuk mengembangkan kota Green City di tempat strategis daerah istimewa jogjakarta (DIY) dengan tamanan yang sejuk, cantik dan asri sehingga terbentuk kampung flory untuk mensuplai kebutuhan tanaman hias.

“Tapi dalam perkembangannya kalau kita idealis ke pertanaian kurang maksimal omzetnya kecil,” katanya. ditemui usai memberikan pemaparan.

Untuk itu, pihaknya mensinergikan dengan Dinas Pariwisata melalui out bond, kuliner, dan wahana wisata sehingga menjadi satu kesatuan yang pengelolaannya adalah perberdayaan masyarakat.

“Kita juga bersinergi dengan Bank Indonesia yang menjadi salah satu pembina kami ,” paparnya

Selain BI, Ia menjelaskan, ada juga Dinas Pertanian dan Pariwisata karena mereka ada MOU dengan Bupati kami untuk mendampingi kampung flory selama tiga tahun.

“Selama tiga tahun fokus pertama untuk produk diajak studi banding tentang produk apa saja untuk diajak studi banding,” ungkapnya

Kedua, lanjut Ia mengatakan, tentang kelembagaan kampung flory biar jelas yang membawahi unit-unit usaha lainnya seperti pertanian, pariwisata komdes di sinergikan dalam satu kawasan sehingga bisa kuat.

“Ketiga yaitu digital marketing,” terangnya,

Di era digital marketing, lebih lanjut ia menjelaskan, kampung flory tempatnya tersembunyi tetapi bisa dikenal banyak karena media sosial dan digital marketing.

“Konsepnya wisata edukasi pertanian, lingkungan dan budaya, serta disini bisa menggelar event wedding, metting, reuni dan family gethring yang berkapasitas 2000 tamu pengunjung,,” ungkapnya.

Selain itu, kata ia, ada konsep tradisional bernuansa alam, bisa merasakan seperti zaman anak anak dahulu bisa bermain sambil menikmari kesejukan alam.

“Konsep seperti itu banyak dicari orang kota sehingga banyak yang tertarik dan kembali ke kampung flory ini,” ucapnya.

Kampung flory berdiri pada tahun 2015 berawal dari ide beberapa anak muda membentuk Kelompok Taruna Tani Muda hingga binaan bank indonesia (BI) kini memiliki total lahan seluas 6 hektar dan beromzet ratusan juta rupiah. (irw)