Surabaya – Komisi B DPRD kota Surabaya menggelar rapat dengar pendapat (RDP) menindaklanjuti hasil inspeksi mendadak (Sidak) di pembangunan rumah potong unggas (RPU) kawasan jeruk Lakarsantri pada Senin (21/4/2025)
Rapat dipimpin oleh Baktiono dengan mengundang DPRKPP, PD Rumah Potong Hewan (RPH) dan Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Kota Surabaya Senin (28/4/2025) siang.
“Rapat menindaklanjuti hasil sidak komisi B di rumah potong unggas (RPU),” ujar Baktiono Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya usai rapat
Rumah potong unggas ini, Baktiono mengatakan bahwa baru pertama kali dikembangkan oleh rumah potong hewan (RPH) Kota Surabaya
“Karena pemotongan unggas di setiap pasar yang ada di kota Surabaya sekarang mulai dikurangi,” terangnya.
Menurut politisi PDIP ini, karena rumah potong unggas yang ada di pasar milik swasta mendapat protes dinilai mengganggu warga sekitar.
“Dan juga dari para pedagang yang ada disitu (Pasar),” ungkap Baktiono
Karena itu, kata dia, pemerintah kota menyiapkan rumah potong unggas yang resmi yang bisa dipertanggung – jawabkan secara higenis juga kehalalannya.
“Kita komisi B juga ada temuan temuan terkait dengan kualitas dari mesin potong unggas itu sendiri,” ungkap Baktiono
Hasil temuan tersebut, pihaknya langsung menyampaikan pada saat sidak di rumah potong unggas terkait dengan bahan yang digunakan.
“Setelah kami cek memang bahannya betul stainless steel 304,” kata Baktiono
Namun, pihaknya meminta stainless steel 304 full grim untuk makanan termasuk keamanan, pembuatan dan operasionalnya.
“Maka itu kami kritisi semua (Peralatan) itu harus segera diperbaiki,” tutur Baktiono.
Hasil rapat, dia mengungkapkan bahwa untuk saat ini peralatan potong unggas masih dalam proses perbaikan.
“Hasil dari kita (Komisi B) yang sidak kesana (RPH),” kata Baktiono
Dia menyebut alat potong unggas memang standart tetapi masih kurang seperti wash sealer untuk pencucian dari unggas yang sudah sembelih atau dipotong.
“Getarannya itu tidak memenuhi standart, apalagi rantainya itu tidak memenuhi persyaratan food grade maka kami koreksi itu harus diganti semua,” pungkas Baktiono. (irw)
