Surabaya – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku mendapatkan laporan dari Kapolrestabes Surabaya bahwa siang tadi pihak kepolisian tengah melakukan penggeledahan di rumah kontrakan bomber Mapolrestabes Surabaya di Jalan Medokan Ayu VI, Surabaya, Hasilnya, ditemukan bahan peledak yang daya ledaknya lebih tinggi dibanding sebelumnya yang ditemukan di gereja.
Karena daya ledaknya lebih tinggi, maka Kapolrestabes Surabaya berencana membawa bahan peledak itu ke Pusdik Brimob Watu Kosek, Pasuruan. Namun, Wali Kota Risma meminta untuk diledakkan di sekitar Medokan karena dia menilai jaraknya terlalu jauh. Bahkan, Wali Kota Risma bersedia menyediakan lahan lebar yang jauh dari rumah penduduk, dan ternyata Kapolrestabes pun menyetujuinya.
“Rencananya memang mau dibawa ke Pusdik Brimob, karena kalau diledakkan disitu khawatir kena rumah warga. Gak usah lah Pak (Kapolrestabes), saya carikan lahan di sekitar situ. Akhirnya, kita siapkan lahan BTKD (Bekas Tanah Kas Desa) di Madokan Sawah Timur yang luas, sekarang kita sedang melakukan penggalian di sana,” kata Wali Kota Risma di ruang kerjanya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga menyampaikan bahwa yang paling penting dalam musibah ini adalah deteksi dini. Sebab, apabila masalah keluarga ini bisa dideteksi sejak dini, maka dapat dipastikan tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tidak akan ada korban lebih lanjut.
“Makanya, nanti malam saya akan ketemu dengan RT/RW. Besok pagi saya akan ketemu dengan kepala sekolah dan siangnya saya akan ketemu dengan takmir masjid untuk melakukan deteksi dini hal-hal seperti ini,” tegasnya. Selasa (15/5/2018).
Di samping itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya juga tengah menyiapkan alat untuk mendeteksi dini warga-warga yang mencurigakan. Nantinya, Pemkot Surabaya bisa memantau warga itu apakah baru kembali dari luar negeri atau bagaimana, sehingga pengembangan alat ini nanti akan bekerjasama dengan pihak Imigrasi dan pihak kepolisian.
“Semoga segera selesai. Nanti kalau sudah siap, akan saya sampaikan ke teman-teman media,” tegasnya.
Selain itu, Wali Kota Risma memastikan bahwa saat ini Pemkot Surabaya juga membentuk trauma center untuk mendampingi anak-anak korban bom di Surabaya. Meskipun, sejak awal kejadian, tim psikolog Pemkot Surabaya sudah mendampingi pihak keluarga yang menjadi korban bom.
“Trauma center ini anggotanya gabungan, tidak bisa pemkot saja, meskipun kami memiliki banyak psikolog. Nanti anggotanya ada dari pihak kepolisian supaya bisa mengikuti perkembangaknnya. Kami juga dampingi anak-anak di sekolah korban dan di kelas korban,” imbunya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya saat ini terus mengawal dan menfasilitasi pengiriman jenazah korban, karena sudah ada yang dikirim ke Solo dan ada pula yang akan dikirim ke Pasuruan. Pemkot Surabaya juga membantu pemakaman korban supaya lebih lancar.
“Bahkan, kami juga berencana menanggung semua biaya pendidikan salah satu anak korban, sekarang masih kami hitung semuanya,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Risma juga meminta warga Kota Surabaya untuk tidak takut dan tidak khawatir terhadap ancaman ini. Sebab, kalau warga Surabaya takut, maka akan semakin diinjak-injak. Ia juga mengingatkan bahwa semuanya sudah ada yang ngatur dan warga Surabaya akan dilindungi oleh Allah.
“Saya juga tidak hanya berdoa, tapi saya berbuat apapun yang saya bisa,” pungkasnya. (red/hum)