Surabaya – Takmir bersama jamaah Masjid Baitun Nur RW 04 Kejawen Gebang Kelurahan Keputih Kecamatan Sukolilo Surabaya menggelar doa bersama
Kegiatan ini merupakan puncak kegiatan rangkaian peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriyah / 2023 Selasa (17/7/2023) malam
“Doa bersama ini dalam rangka peringatan tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriyah,” ujar Nurul Bashori Pembina Takmir Masjid Baitun Nur. ditemui disela sela kegiatan.
Bashori menyebutkan, doa bersama dalam kegiatan rangkaian peringatan tahun Baru Islam ini sudah dua kali diadakan oleh Takmir bersama masjid Baitul nur
“Untuk agenda malam ini yakni istiqhosah pembacaan surat Yasin tahlil dan sholawat Nurul Huda,” katanya
Bashori menjelaskan, doa bersama ini merupakan puncak kegiatan rangkaian peringatan tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriyah
“Ini puncak kegiatan rangkaian dalam rangka peringatan tahun Baru Islam 1445 Hijriyah,” terangnya
Sebelumnya, Bashori menambahkan, Takmir Majid Baitul Nur bersama jamaah serta warga setempat juga mengadakan berbagai macam kegiatan.
“Kemarin ada kegiatan lomba lomba dan setelah doa bersama ini nanti ada pawai keliling,” imbuhnya.
Di tahun Baru Islam 1445 Hijriyah ini Bashori berharap, supaya tidak mengulangi perbuatan dosa yang pernah dilakukan pada tahun baru Islam sebelumnya
“Semoga di tahun baru Islam 1445 Hijriyah ini kita bisa berbuat yang lebih baik lagi, itu harapan kita semua,” harapnya
Sementara itu, puncak kegiatan rangkaian peringatan tahun Baru Islam 1445 Hijriyah / 2023 ini dihadiri oleh anggota DPRD Kota Surabaya bahkan memberikan bantuan
Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya Anas Karno mengatakan, bahwa melalui tradisi seperti ini maka dapat juga memupuk rasa Ukhuwah Islamiyah
“Ini momentum dalam merekatkan kembali Ukhuwah Islamiyah selepas dari pandemi covid-19. Maka melalui tradisi seperti inilah salah satu cara menjaga silaturahmi antar sesama muslim dan masyarakat pada umumnya,” ujarnya.
Oleh karena itu, legislator fraksi PDIP ini berharap tradisi-tradisi seperti ini tidak luntur di era modernisasi seperti ini.
“Ini harus terus dilestarikan agar generasi berikutnya bisa menjaga tradisi dan budaya,” pungkas Anas Karno. (irw)