Surabaya – Meskipun DKI Jakarta sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam penanganan virus corona (Covid-19), namun Surabaya belum punya rencana, hal ini dikatakan oleh Wakil Ketua DPRD Surabaya.
“Surabaya belum punya rencana untuk menerapkan PSBB,” ujar A Hermas Thony Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya dikarenakan ada beberapa hal,” Senin (13/04/2020).
Pertama, menurut Penasehat Fraksi Gerindra ini menjelaskan, pandemi covid-19 yang ada di Jakarta dengan surabaya jauh karena kondisinya masih relatif terkendali apalagi jumlah angkanya relatif lebih sedikit.
“Data informasi yang masuk ke kita, di surabaya ada 180 positif dan yang sembuh 35 ada peningkatan 2, sedangkan yang meninggal 11,” paparnya.
Data sementara dari 180 yang posiitif itu, Kata Thony, kemarin ada penambahan 83, dan data ini, pihaknya berharap kalau ini benar, yang perlu dipikirkan bagaimana upaya untuk melakukan antisipasi agar angka tersebut tidak terus meningkat.
“Langkah yang perlu ditempuh adalah sikap tegas dari Pemerintah dan aparat termasuk kedisiplinan masyarakat supaya masyarakat benar betul betul melaksanakan SOP yang dterapkan oleh Pemerintah,” katanya.
Terkait jumlah angka ini, Thony menjelaskan, kemarin ada penyebaran menjadi sebuah perhatian di beberapa tempat, dan untuk skema PSBB ini pada awalnya, pihaknya punya satu bayangan.
“Bahwa Pemerintah perlu untuk menyiapkan konsep (PSBB) itu dari mulai ringan maupun menengah ,” paparnya.
Tetapi untuk menetapkan kapan (PSBB) itu berlaku, lanjut Thony mengatakan, masih belum mengetahui kapan akan diterapkan, karena menurut ia, perkembangan jumlah peningkatan angka covid-19 ini masih bisa diantisipasi dengan berbagai cara penanganan.
“Seperti memberlakukan isolasi tempat tinggal pasien yang terpapar covid-19 ini,” katanya.
Selain itu, Thony menjelaskan, mengedukasi kepada masyarakat dengan cerdas agar supaya bisa lebih mematuhi anjuran dari pemerintah, dan yang tidak kalah penting adalah, pihaknya berharap pemerintah tidak terlalu berfokus ke masyarakat yang terkena dampak.
“Sekarang masalahnya banyak pihak yang saling tarik menarik persoalan ini seolah olah tidak lagi pada persoalan penyakit, tetapi sudah persoalan perut,” terangnya.
Hal itu, menurut Thoni, memperkeruh gugus kota semakin panik dan tinggi, dan agar supaya itu tetap bisa menyelesaikan masalah yang perlu dilakukan adalah tetap menjaga kebersihan dan meningkatkan imunitas masyarakat.
“Yakni mentradisikan mengkumsumsi vitamin ditingkatkan,” pungkasnya. (irw)