Surabaya – Puluhan masa tergabung dalam Gerakan Perjuangan Rakyat Suroboyo (GPRS) menggelar aski demo menolak perubahan nama jalan Dinoyo dan Gunung Sari Surabaya.
Aksi demo di depan kantor DPRD Surabaya ini, mereka berorasi sambil membawa poster dan spanduk bertuliskan ”Kami Menolak Dengan Keras Perubahan Nama Jalan Dinoyo dan Jalan Gunung Sari” Dan Stop Ganti Nama Dinoyo Dan Gunung Sari Jangan Kaburkan Sejarah Surabaya,”
“Kami (GPRS) dengan ini menolak tegas perubahan nama jalan Dinoyo dan jalan Gunung Sari,” Teriak Muid Salah Satu Orator aksi, jumat, (10/08/2018) siang hari.
Salah satu koordinator lapangan (Korlap) aksi demo Edi Firmanto mengatakan, Pada intinya, Ia menolak perubahan nama jalan dinoyo dan jalan Gunung Sari karena tidak ada urgensi atau hanya untuk mengaburkan sejarah yang ada di surabaya.
“Kita tahu, bahwa jalan gunung sari itu merupakan pintu barat masukannya pasukan arek-arek suroboyo melawan penjajah pada masa perjuangan dulu,” Katanya.
Selain itu, Edi Firmanto sapaan akrab Edi frente ini menambahkan, Ada satu hal untuk jalan Dinoyo tangsi itu adalah tangsi militer yang memiliki sejarah, dan terlepas ada polemik maupun harmonisasi budaya,
“Kami menampikan hal itu, karena tidak ada bukti-bukti konkrit terkait apa yang terjadi pada 800 tahun yang lalu,”Tandasnya.
Terkait rencana perubahan nama yang akan disahkan, Pihaknya, tetap menolak keras dan akan datang kembali di sini (DPRD) Surababaya dengan masa yang lebih banyak lagi.
“Kami akan datang lagi disini dan turun ke jalan dengan masa yang lebih banyak lagi, bila mana perubahan nama jalan tersebut disahkan,” Pungkasnya.
Sementara itu, masa aksi demo tergabung dalam Gerakan Perjuangan Rakyat Suroboyo (GPRS) ditemui salah satu anggota dewan H Fatchul Muid dari fraksi Handap DPRD Surabaya.
Politisi Partai Nasdem Surabaya ini mengatakan, Secara pribadi Ia sebenarnya menyuarakan penolakan perubahan nama jalan tersebut dan ada rasa perasaan gamang, karena Ia hanya satu orang saja yang menolak perubahan di dalam rapat pansus.
“Dari 12 anggota pansus, 11 setuju dan 1 orang tidak setuju yaitu saya sendiri yang menolak perubahan nama jalan tersebut,” Terangnya.
H Fatchul Muid menerangkan, Pada waktu pertemuan dirinya mengundang warga sekitar (terdampak), namun mereka (Warga) tidak setuju adanya perubahan nama jalan dan secara bulat menolak,
“Tetapi seiring dengan perjalanan waktu, ada sebagian warga yang setuju juga, artinya ada pro dan kontra (Setuju dan ada yang tidak setuju),” Terangnya. ditemui wartawan usai menemui masa aksi demo.
Adanya pro dan kontra pada warga tersebut, H Fatchul Muid menjelaskan, Dirinya yang menyuarakan penolakan perubahan nama jalan secara sendirian selama tergabung di dalam Pansus, oleh karena itu, ada keraguan untuk menyuarakan di rapat paripurna.
“Alhamdulilah, pada hari ini ternyata saya tidak sendirian, ternyata ada eleman masyarakat bersama Veteran menyampaikan suaranya penolakan perubahan jalan tersebut,” Pungkasnya.
Sementara itu, aksi masa penolakan perubahan jalan Dinoyo menjadi jalan Sunda dan jalan Gunung Sari menjadi jalan Prabu Siliwangi ini, dihadiri dua orang veteran tokoh perjuangan surabaya di depan kantor DPRD Surabaya di jaga ketat anggota kepolisian dan berlangsung tertib. (irw)