beritasurabayaonline.net
Sospol

Waket DPRD Surabaya Hermas Thony Sebut Banyaknya Persoalan Pasar Tunjungan Diperlukan Revitalisasi

Surabaya – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya menyebutkan bahwa banyaknya persoalan Pasar Tunjungan seperti kepentingan investor, pedagang yang ingin bertahan dan pihak luar yang ingin menjadikan kondisi pasar tunjungan seperti ini.

“Sementara PD Pasar yang dikejar kejar untuk mendapatkan pendapatkan menempatkan apa yang bisa dilakukan oleh mereka supaya mendapatkan pendapatan,” ujar Hermas Thony Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Senin (21/10/2019) siang.

Karena, menurut Politisi Gerinda ini, pasar tunjungan tempatnya premium sehingga yang paling memungkinkan pemasangan reklame.

“Kalau reklame saja terlalu kecil itu yang sebetulnya,” katanya.

Tetapi, kata Penasehat Fraksi Gerinda ini, PD Pasar sudah melakukan sampai batas maksimal ruang yang dimiliki tapi akan lebih menjadi lebih luas lagi ketika ada satu sebuah rekontruksi terhadap desain pasar tunjungan.

“Proses revitalisasinya itu perlu dalam satu pemikiran dan langkah yang konprehensif,” katanya.

Hal itu, ia menjelaskan, mulai dari penataan ulang terhadap pasar, ada akumodasi pedagang yang masih memiliki hak sewa dan memproyeksikan kawasan premium itu menjadi kawasan yang bisa dilihat menjadi kebanggaan surabaya serta memliki satu daya tawar tinggi menjadi satu kawasan penghasil pendapatan yang besar.

“Untuk menterjemahkan itu gampang itu perlu pemikiran pemikiran detail,” paparnya.

Karena, menurut ia, zona pasar tunjungan itu berhimpitan dengan kegiatan ekonomi pelaku pelaku usaha yang sangat kuat sehingga ketika kawasan itu bertumbuh maka akan kalau itu segmentnya sama antara mall dengan pasar yang segmentnya berjualan tidak menutup kemungkinan antar mereka saling bantai.

“Sehingga tidak menutup kemungkinan saling mematikan upaya upaya dengan pola pola yang selama ini adalah yang biasa kita lihat sistem pasar bisa saja terjadi disitu,” katanya.

Ditanya apakah perlu revitalisasi, lanjut ia mengatakan, revitalisasi dan konsepnya itu pasti ada dan tidak mungkin menggunakan pendekatan untuk kawasan pasar tunjungan itu menjadi objek lain.

“Cuma sekarang yang perlu pikirkan adalah ketika cost and benefid daripada sebuah proses itu dilakukan, harus dihitung ada nilai kewajarannya, mengeluarkan berapa dan menghasilkan berapa, cuma sekarang pertanyaannya adalah siapa dan oleh siapa kemudian adalah sistim itu bisa dilaksanakan,” ungkapnya.

Maka kuncinya, lebih lanjut ia mengatakan, tetap saja konsep yang lebih kontruksif dari PD Pasar kemudian didukung oleh political will dari pemerintah kota yang lebih proposional, itu solusi yang harus kita lihat untuk kasus pasar tunjungan.

“Kapan hari kan sempat ada pemikiran pasar tunjungan dijadikan menjadi pasar ekonik dan satu tempat para pahlawan ekonomi umpamanya begitu yang rumor seperti itu,” katanya.

Dengan begitu, Pihaknya akan melihat seberapa jauh keberadaan itu bisa surfers bangkit melalui pasar tunjungan dan bonifed didapat oleh pemerintah kota jangan hanya mengejar legitimitasi lalu mengorbankan investasi.

“Seolah – olah itu yang dilakukan, maka pasar tunjungan yang nilainya tinggi hanya dipakai suatu ajang pameran saja menjadi wajah manis kota surabaya tetapi tidak menjadi mesin penghasil secara ekonomis,” tutupnya.  (irw)

Baca juga