Surabaya – Puluhan mahasiswa tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Surabaya
menggelar aksi solidaritas untuk negeri di depan kantor DPRD Kota Surabaya.
Dalam aksi damai ini, mereka membawa poster dan spanduk sambil berorasi meneriakkan aspirasi beberapa butir tuntutan kepada pemerintah untuk segera diselesaikan.
“Rupiah sampai hari melemah, kita tidak boleh diam saja, kita menuntut kepada pemerintah untuk mengambil langkah-langkah strategis kebijakan,” Teriak Salah satu orator. jumat, (21/09/2018)
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Surabaya Andik Setiawan mengatakan, ada tujuh butir tuntutan agar pemerintah segera mengambil langkah langkah strategis untuk menghadapi lemahnya rupiah.
“Apakah nanti bentuk kebijakannya yang bersifat panjang atau menyeluruh tetapi jangan sampai kebijakan temporer,” ujarnya.
Ke tujuh butir tuntutan ini, Ia mengungkapkan, antara lain Menstabilkan rupiah, Stop impor bahan baku atau pokok, Cabut peraturan presiden No 20 tentang penggunaan tenaga kerja asing, Tuntaskan kasus agraria di indonesia, Membuka kesepatan pendidikan, Tegakkan Demokrasi.
“Dan juga tindak tegas aparat negara yang represif terhadap aksi mahasiswa yang ada di sejumlah daerah,” Ungkapnya.
Menurut ia, tindakan represif dilakukan oleh aparat penegak hukum terhadap aksi mahasiswa di sejumlah daerah sangat disayangkan.
“Apakah tidak ada jalan negoisasi yang lain yang ditempuh oleh aparat penegak hukum kita ?,”
Ia menambahkan, kalau tindakan ini sering terjadi bagaimana nasib para pemuda kita untuk di masa depan dan ini yang perlu di pertanyakan.
“kami ingin bertemu dengan aparat kepolisian untuk menanyakan proses tindakan represif baik di medan, bengkulu yang mengalami represif ?,” tandasnya.
Sementara itu, aksi damai digelar oleh HMI surabaya ini dijaga ketat puluhan kepolisian bersama petugas Pamdal dan sejumlah perwakilan aksi langsung diterima anggota dewan di ruangan komisi C DPRD Kota Surabaya. (irw)