Surabaya – Sejumlah pedagang tergabung dalam perkumpulan pedagang pasar tunjungan (P3T) desak pemkot untuk merevitalisasi pasar tunjungan di jalan embong malang surabaya.
Pasalnya, pasar tunjungan yang dikelola oleh PD Pasar Surya Pemkot Surabaya ini kurang mendapat perhatian bahkan kondisinya terlihat rusak berat.
“Persoalan disini cukup pelik ya, pasar rusak hancur kayak gini masak kami disuruh berdagang disini, apakah ini manusiawi ? ,” ujar Johniel Lewi Santoso salah satu pedagang pasar tunjungan.
Kondisi tersebut, Ia mengatakan, sudah beberapa kali melayangkan surat kepada pemkot dan PD Pasar Surya (PDPS) hingga kini belum ada tanggapan sama sekali
“Kami ingin musyawarah musfakat agar untuk segera direvitalisasi karena ini penting,” katanya.
Menurut Ia, jika ada kunjungan tamu wali kota surabaya datang ke surabaya lalu melihat kondisi pasar seperti ini, tentunya akan bertanya.
“Kok ada bangunan pasar yang jelek seperti ini, hal ini perlu di revitalisasi,” keluhnya.
Bukan hanya surat saja, Ia mengungkapkan, dipenetapan PTUN pun digugat juga, tergugat pertama Wali Kota Surabaya dan kedua PD Pasar Surya (PDPS) otomatis wali kota tri rismaharini sudah tahu hal ini.
“Hasilnya PTUN sejak 2016 hingga sekarang tidak pernah dijalankan oleh pemkot,” ungkap pedagang menempati lantai 1 ini.
Dengan kondisi pasar seperti ini, Ia mengaku, bersama pedagang lainnya merasa rugi karena tidak pengunjung yang mau datang di pasar ini.
“Kami berharap agar wali kota surabaya dan PDPS segera merevitalisasi pasar tunjungan ini,” ungkapnya.
Selain kondisi rusak, Ia menambahkan, keberatan adanya retribusi dan pajak PPN yang ditarik oleh PD Pasar dinilai dobel ini dinilai memberatkan para pedagang.
“Masak dengan kondisi pasar yang rusak seperti ini, kita juga dikenakan retribusi dan pajak PPN berarti kan dobel,” pungkanya.
Ditempat sama, Ketua K3P Jalil Hakim menambahkan kondisi yang mengenaskan ini sudah berlangsung lebih dari 10 tahun, tak jelas apa yang mau dilakukan pemerintah kota Surabaya, begitu juga PD Pasar Surya BUMD pemkot Surabaya yang bertugas mengelola seluruh pasar di kota Surabaya dan membina para pedagang.
“Ketidakjelasan tersebut memicu kegeraman pedagang yang takut kehilangan stand mereka, jika tak membayar retribusi yang ditarik PD Pasar tiap bulannya,” pungkanya. (irw)
