Penandatangan Kerjasama Di 3 Aspek Badan POM Dengan Unair

oleh -14 Dilihat

Surabaya – Badan POM dengan Universitas Airlangga (Unair) melakukan penandatangan naskah perjanjian kerjasama (MOU)

“Pada siang ini kami mendatangani kembali memperbaharui kerjasama dengan Universitas Airlangga,” ujar Penny K. Lukito Kepala Badan POM RI, Rabu (27/11/2019) siang

Penandatangan perjanjian kerjasama ini, ia mengatakan, berkaitan dengan tiga hal yakni aspek pendidikan, Penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

“Dengan tiga aspek itu kami bisa bermitra khususnya dikaitan dengan aspek pengembangan industri obat dan makanan,” katanya.

Disini, ia menjelaskan, terkait dengan produk kesehatan untuk obat dengan penelitian universitas airlangga yang sesuai dengan visi dari rektor yang tidak hanya berhenti sampai publikasi, tetapi menjadi produk yang bermutu dan bermanfaat untuk mengisi kebutuhan.

“Dari jumlah populasi kita yang besar, progam jaminan kesehatan nasional kita tentunya membutuhkan semakin banyak lagi produk kesehatan berkaitan dengan obat atau obat tradisional,” paparnya.

Tugas Badan POM, ia menegaskan selalu mempercepat perizinan yang sudah dilakukan, dan pihaknya terus melakukan banyak berbagai hal berkaitan dengan perizinan dan juga pendampingan atau trinical trial dalam proses izin edar.

“Ada produk produk yang harus di uji dahulu untuk melihat aspek keamanan, khasiat dan mutunya,” tegasnya.

Untuk itu, Badan POM terus melakukan percepatan perizinan dan sekarang digitalisasi terus dikembangkan sudah dirasakan juga banyak sekali percepatan menurunnya pencapaian janji kinerja.

“Janji time line untuk memberikan izin edar, sekarang sudah cepat sekali yang tadinya mungkin pada 3 tahun yang lalu itu 50 % dan sekarang sampai 90 % bisa kita tepati janji waktu pelayanannya,” pungkasnya.

Sementara itu, Rektor Unair Prof. Dr. Mohammad Nasih, SE. M.T. Ak. mengatakan, kita perguruan tinggi adanya ilmuwan kerjanya di labotarium sementara sebuah produk harus sampai ke masyarakat tidak hanya cukup sampai di Lab saja tapi masih ada beberapa tahapan yang berkaitan dengan produksi masalnya dan legalitas peredaran.

“Alhamdulillah kami sangat senang kami mendapatkan bimbingan, bantuan dan suport dari Badan POM terkait dengan dua tahap yang tadi,” ujar Mohammad Nasih.

Atas pendampingan ini, Mohammad Nasih menjelaskan, tentunya di perguruan tinggi jauh lebih tenang lagi bekerja, jauh lebih semangat lagi sehingga akan lebih banyak lagi inovasi – inovasi yang dilakukan karena ada dalam tanda kutip (?), barang kali kemudahan dan percepatan produk produk itu bermanfaat bagi masyarakat.

“Bagimanapun kami peneliti juga berharap agar hasil penelitiannya bermanfaat bagi masyarakat, bukan hanya berhenti di Kum atau publikasi saja, katanya.

Pihaknya juga menyampaikan, Badan POM sangat membantu proses percepatan dan pengembangan berikutnya karena kami akan lebih percaya diri untuk menghasilkan produk yang bermanfaat dan bermutu.

“Yang terpenting legal sehingga kami tidak perlu curi curi untuk mengedarkan produk kita,” pungkasnya. (irw)